Hamzah Haz Jalani Operasi Kepala

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 11 Desember 2010 10:04 
Tangerang, NU Online
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan, Irgan Chairul Mahfiz mengatakan, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz sudah menjalani puasa untuk persiapan operasi pada bagian kepala Sabtu (11/12) pagi.

"Ketika melihat Pak Hamzah di RS Siloam Karawaci, Tangerang, beliau sudah puasa untuk persiapan operasi besok," kata Irgan Chairul Mahfiz dihubungi Jumat malam.

Irgan mengatakan masalah tersebut setelah dirinya membesuk Hamzah Haz yang sejak Jumat sore sudah dirawat pada kamar 1027 RS Siloam.

Menurut dia, semua petunjuk dari dokter di RS itu telah dijalani dengan baik agar operasi berjalan dengan lancar.

Dia mengharapkan agar operasi tidak mengalami kendala terhadap mantan Wakil Presiden Indonesia ke-9 itu karena tim medis RS Siloam sudah disiapkan menjalani tugas.

Sebelumnya, menantu Hamzah Haz, Teuku Hanibal Asmar mengatakan mertuanya masuk RS sejak tadi siang pukul 14.00 WIB untuk penyesuaian dan operasinya besok pagi (11/12).

Dia mengatakan kondisi kesehatan Hamzah Haz selama ini terganggu sehingga sering lemas setelah diperiksa ternyata ada cairan di kepala yang harus dikeluarkan dengan cara operasi.

Namun hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian dikirimkan ke Singapura dan AS untuk dianalisa.

Semula pihak keluarga mengusulkan agar dioperasi di Singapura, tetapi mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1998-2007 itu meminta agar dilakukan di Indonesia.

Sedangkan Ketua Umum PPP yang juga Menteri Agama Suryadharma Ali sudah membesuk di ruang VIP RS Siloam Karawaci itu. (ant/mad)

PBNU Berharap Indonesia Menjadi Tuan Rumah Muktamar Tarekat se-Dunia

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 11 Desember 2010 08:30 
Jakarta, NU Online
Rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berkunjung ke Libya berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat, 10 Desember 23.50 WIB. “Kami berangkat ke Libya untuk menghadiri rapat persiapan Multaqa as Shufiyah (semacam Muktamar Tarekat se-Dunia),” jelas KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU kepada NU Online.

Empat orang perwakilan PBNU, yakni, KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum), KH Musthofa Aqil (Wakil Katib Syuriah), KH Marsudi Syuhud (Ketua), dan KH Zakki Mubarok (Ketua LDNU) akan berada di Libya selama empat hari.

Muktamar Tarekat se-Dunia tersebut rencananya akan dihelat pada Februari 2011 mendatang. “Saya berharap dalam rapat nanti, Indonesia disepakati untuk menjadi tuan rumah (multaqa as Shufiyah). Karena ini sangat penting untuk menunjukkan jatidiri Indonesia kepada dunia,” lanjut Kang Said.

Selain itu, alasan mendasar lainnya mengapa PBNU meminta agar Indonesia adalah faktor ideologi. “Yang menjadi alasan mendasar adalah untuk membentengi Indonesia dari ajaran Wahabi. NU sebagai ormas Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah tentu harus bisa menunjukkan jatidirinya. Selain itu konsep yang selama ini menjadi pegangan NU supaya lebih dikenal masyarakat dunia,” papar Kang Said. (bil)

Tahun Baru, Khotib Nabawi Mendunia (2/Habis)

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 11 Desember 2010 06:01 
Madinah, NU Online
Masyarakat Madinah tidak memiliki tradisi Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti masyarakat Muslim Indonesia. Sehingga pekan pertama tahun baru Hijriyah 1432 H. di Madinah hampir-hampir tidak terasa.

Namun Jum'at siang tadi (10/12), terdengar suasana yang lain. Dalam khutbahnya, khotib yang biasanya membahas perkara-perkara ibadah semata, kini memilih pembahasan yang lebih aktual, menyorot dunia Islam.

Menurut khotib, hendaknya momentum tahun baru hijriyah dapat dijadikan pijakan oleh seluruh negeri-negeri Muslim untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Meningkatkan keamanan, saling percaya dan kesejahteraan di semua negara Muslim.

"Harapan besar seluruh umat Islam di negara manapun, menanti para pemimpinnya agar dapat meningkatkan hidup, keamanan dan kesejahteraan bersama. Di mana cara paling tepat untuk untuk mewujudkan harapan ini adalah dengan persatuan dan kerjasama di segala bidang kehidupan. Baik bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dakwah dan lain-lainnya," tutur sang khotib.

Dalam rukun khutbah kelima, doa untuk umat Islam di khutbah kedua, pada bagian akhir, khotib harus mendoakan kemerdekaan dan kebebasan Masjidil Aqsho di Palestina dari cengkeraman penjajah Yahudi. Doa lantang yang cukup panjang ini membuat banyak jamaah menangis meneteskan air mata.

Namun ada pula doa khusus yang baru terdengar kali ini sejak dua bulan lalu, yakni doa memohon perlindungan keselamatan dan kesehatan untuk sang raja khodimul kharomain. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)

Direktur Centre for Islamic Studies Oxford Kunjungi PBNU

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 19:17
Jakarta, NU Online   
Direktur Centre for Islamic Studies Oxford Dr Farhan Ahmad Nizami  CBE, MA melakukan kunjungan ke PBNU, Jum’at (10/12) dan ditemui oleh jajaran pengurus PBNU dan lembaga NU terkait dengan pendidikan.

Farhan dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini berniat untuk mengenal lebih jauh Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia. “Untuk mengenal Indonesia, tentu harus mengunjungi organisasi Islam terbesarnya,” katanya.

Ketua PBNU Dr Marsyudi Syuhud menjelaskan, NU merupakan ormas Islam yang memiliki ribuan lembaga pendidikan mulai dari sekolah, madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi.

Pada kesempatan tersebut, kedua belah fihak sepakat untuk menjajaki kemungkinan kerjasama dengan mempertimbangan kebutuhan dan kekuatan dari masing-masing fihak, antara Oxford an PBNU.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Farhan didampingi oleh Dr Afifi Al-Akiti BA, salah satu staff di Centre for Islamic Studies Oxford yang pernah nyantri di pesantren Kencong Jember.  (mkf)

Tahun Baru, Khotib Nabawi NU Banget (1)

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 18:23 
Madinah, NU Online
Tidak seperti biasanya yang selalu mengumbar pembahasan mengenai bid'ah dalam hal ibadah dengan kosa kata yang monoton dan terlalu mudah ditebak, kali ini Khotib Jum'at di Masjid Nabawi Madinah al-Munawwaroh, Jum'at (10/12) menghadirkan hal yang berbeda. Khotib menyampaikan Khutbah dengan pembahasan yang aktual mengenai refleksi tahun baru Hijriyah dengan diksi (pilihan kata) yang sangat puitis.

Hebatnya, beberapa rukun khutbah yang diselesaikan di bagian depan khutbah pertama seperti hamdalah, sholawat kepada Nabi SAW, washiyat untuk bertaqwa dan membaca ayat al-Qur'an pun tidak menyinggung-nyinggung tentang pembahasaan bid'ah yang terdengar berulang seperti kaset. Jum'at kali ini benar-benar lain, rukun-rukun tadi disampaikan dalam bahasa yang tidak bisa ditebak seperti biasa.

Khutbah diawali dengan membincang peredaran waktu yang menempatkan seluruh manusia sebagai hamba-hamba yang sedang berada dalam perjalanan. "Mereka yang selalu menanamkan kebajikan dalam setiap pengalaman perjalanannya di dunia, maka kelak dianugerahkan hasil panen yang diridhoi Allah di tujuan akhirat," tutur sang khotib.

Dengan kata-kata yang puitis seperti para khotib di pesantren-pesantren Indonesia, khotib menjelaskan bahwa, hari-berganti hari menuju kehancuran dunia. Namun para pejalan yang beriman dan beramal sholeh akan menemukan kebahagiaan.

"Kita juga sudah sering kali melihat banyak sekali orang-orang mati, yang sesungguhnya masih hidup. Kam min mayyitin kaana hayya. Mereka menjadi tanda-tanda keagungan Allah yang mempertebal keimanan kita," tandas sang khotib.

Tidak seperti biasanya yang hanya mengutip ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits saja, khotib kali ini juga mengutip penyataan para salafussholih seperti para ulama Nahdliyin di Indonesia. Bahkan jelas-jelas khotib memilih kata, "wa qoola bha'dhussalaf/berkata sebagian ulama salaf."

Salah seorang pejabat teras Misi Haji Indonesia, Abdul Mutholib menyatakan, isi materi khutbah jum'at ini sangat bagus dan tidak bertele-tela. "Hampir seperti di Indonesia yang disesuaikan dengan isi kitab al-Barzanji, memanjangkan sholat dan memendekkan khutbah Jum'at," tuturnya berseloroh. (min/Liputan langsung Syaifullah Amin dari arab Saudi)

Peran Maqashidus Syari’ah dalam Hukum Islam

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 16:14 
Jakarta, NU Online
Istilah maqashidus syari’ah mungkin masih asing bagi kalangan awam, tapi merupakan aspek yang akrab dan sangat penting bagi kalangan ahli fiqih untuk membantu menetapkan sebuah hukum.

Arti maqashid adalah jamak dari “maqshod”. Menurut bahasa, maqshod berarti tujuan. Sedangkan dalam istilah ilmu fiqih, maqashidus syari’ah adalah tujuan-tujuan yang ingin diwujudkan oleh syariat Islam.

Dalam diskusi Kamisan, 9 Desember di NU Online, tema "Peran Maqashis Syari’ah dalam Penerapan Hukum Islam" ini sengaja dibahas karena masih asing di telinga orang awam. Diskusi KH Arwani Faishal, wakil ketua Lembaga Bahtsul Masail NU, dengan moderator Hamzah Sahal. Turut hadir pula salah satu wakil sekjen PBNU, Abdil Mun'im DZ, dan pemimpin redaksi NU Online, Muhammad Syafi.

Para ulama membagi kategori maslahah yang ada, yaitu mashlahah mu’tabarah, mashlahah mulghah, dan mashlahah mursalah. Yang paling banyak diperbincangkan adalah mashlahah mu’tabarah dengan lima tujuan, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.

Sementara itu mashlahah mulghah adalah sesuatu yang dianggap maslahah oleh manusia tetapi syariat secara tegas menolaknya melalui penetapan hukum, seperti berlebihan dalam beragama. Mashlahah mursalah maslahat yang tidak dinafikan oleh syariat dan tidak pula diakui secara tegas (didiamkan).

“Kajian tentang maqashidus syari’ah ini sebenarnya lebih diperuntukkan bagi faqih atau fuqaha, karena kalau orang awam, cukup menerima hukum secara tekstual seperti yang diputuskan oleh mufti atau mujtahid,” katanya.

Keberadaan maqashidus syari’ah ini penting membantu ilmu ushul fiqih dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Ia mencontohkan, ada sebuah ayat yang menyatakan “Ambillah diantara harta mereka sebagai zakat..”.

Jika dimaknai secara tekstual, maka zakat yang diambil disesuaikan dengan pekerjaannya. Jika petani, diambil padinya, jika pedagang pasir, diambil zakat pasirnya, pedagang besi, diambil zakat besinya.

Maqashidus syari’ah
dalam hal ini membantu memberi solusi dalam zakat ini, dengan menafsirkan, zakat bisa diambil dalam bentuk nilai uangnya, tidak dalam bentuk barangnya untuk memudahkan pemanfaatan bagi mereka yang mendapat hak.

Tetapi juga ada masalahah yang tidak boleh diubah bentuknya, seperti Qurban, yang harus dalam bentuk penyembelihan hewan, tidak dalam bentuk pembagian uangnya.

Mahbub Muwafi, salah satu pengurus LBMNU, memberi contoh lain tentang pentingnya maqashidus syari’ah dalam dunia sekarang. Suatu ketika rasulullah pernah dimintai sahabat untuk menetapkan harga sebuah barang yang naik tinggi, tetapi rasulullah menolaknya. Jika melihat secara tekstual dari hadits ini, pengendalian harga dilarang, tetapi dalam konteks sekarang, penting dilakukan, khususnya untuk bahan pokok agar tidak merugikan masyarakat banyak dengan alasan adanya maqashidus syari’ah.

Mahbub juga melihat adanya pergeseran pandangan di kalangan NU dengan membandingkan hasil bahtsul masail komisi Maudluiyyah dalam muktamar NU di Makassar 2010 dan Munas NU di Lampung tahun 1992.

“Ada pergeseran dari ushul fiqih yang tekstualis menjadi lebih melihat pada realitas yang ada, hukum ditetapkan berdasarkan apa yang paling memberi masalahah pada masyarakat luas,” katanya.

Kiai Arwani menambahkan, maqashidus syari’ah sangat penting ketika ada berbagai pendapat dalam satu hukum. Keputusan diambil dengan menetapkan yang manfaatnya paling tinggi, dengan lima kriteria yang telah disebutkan. Tetapi disisi lain, maslahah yang sifatnya duniawi tidak boleh bertentangan dengan maslahah ukhrawi.

Satu hasil bahtsul masail NU juga tidak melihat permasalahan secara hitam putih, ketika dikaitkan dengan maqashid asy-syari’ah, akan terlihat berbagai persyaratan untuk memenuhi maslahah bagi semua fihak.

Pada Munas NU di Surabaya 2006 lalu, dibahas masalah suami yang pergi lama tanpa ketahuan statusnya. Akhirnya, si istri menikah lagi, tiba-tiba suami pertamanya kembali. Yang menjadi pertanyaan, yang berhak suami pertama atau kedua, dikalangan ulama NU sendiri terjadi perbedaan pendapat.

Akhirnya disimpulkan, suami pertama tetap berhak, tetapi istrinya harus mengembalikan mahar kepada suami kedua dan suami pertama juga harus memberi kompensasi mantan suami kedua yang telah menafkahi istrinya.

“Ini semua dalam tinjauah maqashidus syari’ah, karena kalau sekedar bahtsul masail, tidak dipertanyakan,” tuturnya.

Penggunaan maqashidus syari’ah sendiri harus hati-hati karena kelompok liberal dan konservatif mengggap maqashidus syari’ah terlepas dari teks, padahal aspek keadilan, berbuat baik dan lainya juga banyak dikutip dalam ayat Al-Qur’an.

Sekretaris Lajnah Ta’lief wan Nasr Ulil Hadrawi, yang juga hadir diskusi, mengkritik kalangan yang belum-belum langsung merujuk pada maqashidus syari’ah tanpa melihat ushul fiqihnya.

“Ada yang belum-belum langsung merujuk pada maqashidus syari’ah. Ini kemungkinannya ada dua, karena keterbatasan manusia dalam memahami teks atau malah mencari teksnya,” tandasnya.

Jika kecenderungan ini semakin meningkat, maka peran teks, baik Al-Qur’an atau hadits akan semakin tersingkir, dan seolah-olah tidak usah pakai usul fiqih.

“Nanti akhirnya yang masuk di sana masuk kepentingan, kekuasaan, dan lainnya. Bukan lagi ada pertimbangan fikih lagi,” tandasnya.

Kiai Arwani menegaskan, kesalahan dalam penggunaan maqashidus syari’ah akan membahayakan banyak orang.

“Orang alim atau mujhahid akan terpeleset jika salah menerapkan maqashidus syari’ah. Intinya, kita harus menggunakannya secara hati-hati,” tandasnya. (mkf)

PBNU Mulai Konsolidasi Ekonomi

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 15:00
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memulai konsolidasi untuk meningkatkan gerakan sosial ekonomi warga nahdliyyin di tujuh wilayah. Konsolidasi yang melibatkan semua pengurus NU di tingkat kabuoaten ini diselenggarakan di 25 (dua puluh lima) titik yang tersebar di tujuh kabupaten di Jawa Timur dan Banten.

“Kebangkitan ekonomi masyarakat pesantren yang telah terjadi di beberapa kantong NU perlu diapresiasi PBNU dengan cara menyapa langsung mereka agar mereka semakin bersemangat dalam bekerja dan beribadah. Saya atas nama PBNU titip salam untuk semua yang hadir,”tandas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ketika menerima tim konsolidasi PBNU di kediamnnya di Ciganjur, Jakarta Selatan PBNU pada Jumat (10/12).

Menurut Kang Said bahwa kebutuhan masyarakat memang cukup kompleks, namun bukan berarti mereka menuntut pemerintah untuk menyelesaikan semua kompleksitas persoalannya. “Bahwa masyarakat hanya butuh perlakuan adil dan kesamaan hak dalam memperoleh manfaat atau mengakses ekonomi,”ujarnya.

Ketika ditanya soal tingkat kesejahteraan warga NU, Kang Said mengakui jika sebagian besar warga NU memang masih menjadi pelaku ekonomi kelas bawah. Sedangkan bentuk-bentuk program pemerintah masih sulit menjangkau masyarakat bawah tersebut.

“Saya sudah sampaikan persoalan keadilan ekonomi untuk rakyat kecil kepada Presiden SBY sebulan yang lalu. Biarlah Pemerintah mencari formula yang paling baik. Tapi, bagi kita yang terpenting saat ini terus bekerja keras dan berbuat untuk masyarakat luas,” tambah Doktor Tasawuf Filsafat dari Universita Ummul Qura Saudi Arabia.

Sementara itu menurut data yang diterima, Konsolidasi Sosial Ekonomi PBNU melibatkan beberapa lembaga/lajnah di lingkungan PBNU, meliputi Lembaga Pengembangan Pertanian/LPPNU (Kab. Bondowoso), Lembaga Perekonomian/LPNU (Kab. Pandeglang), Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum/LPBHNU (Kab. Bangkalan dan Sampang), Lembaga Bahtsul Masail/LBMNU (Kab. Lebak), Lajnah Ta'lif wan Nasyr/LTNNU (Kab. Situbondo), dan Lembaga Ta'mir Mesjid/LTMNU (Kab. Pamekasan). (amf)

Pekan Depan Komisi VIII Bahas Pengelolaan Dana Haji

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 10 Desember 2010 14:00
Jakarta, NU Online
Komisi VIII DPR RI akan mulai membahas pengelolaan dana optimalisasi setoran haji, sehingga dana-dana tersebut bisa dikelola secara baik. Pengelolaan dana haji ini memang menjadi salah satu fokus pembahasan Komisi VIII pada masa persidangan II tahun 2010-2011.

"Kita akan mengundang Bank Mandiri dan BNI, Senin (13/12) depan RDP untuk melihat sistem pengelolaan dana haji di perbankan. Kemudian kita akan mengundang RDP Sekjen Kemenag dan Dirjen Haji pada hari Kamis (16/12)," kata Wakil Ketua Komisi VIII Ahmad Zainuddin di Jakarta, Kamis (9/12).

Potensi dana setoran haji ini, menurut politisi PKS tersebut, cukup besar. Jika diasumsikan antrean pendaftaran jamaah haji sampai delapan tahun, jumlahnya bisa mencapai Rp 32 triliun. Sementara, untuk asumsi antrean lima tahun, jumlahnya Rp 22 triliun.

"Asumsi 22 triliun itu hanya beberapa daerah, padahal masih banyak lagi daerah yang antreannya lebih dari 5 tahun, bahkan seperti Jawa Timur, Jawa Barat itu ada yang sampai 8 tahun," ujarnya.

Lebih lanjut Zainuddin mengatakan, sebenarnya dana yang terkumpul dari setoran awal itu bisa digunakan mengoptimalkan pelayanan bagi jamaah haji, misalnya untuk menyewa pemondokan selama 5 tahun di Mekkah sekitar ring I. "Bisa digunakan untuk booking pemondokan dan hotel atau menyewa fasilitas lain, atau bisa kita kembangkan untuk kepentingan jamaah," pungkas anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta I. (ful)

Pemerintah Cina Bakal Dirikan Masjid di Seluruh Provinsi

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 12:40
Beijing, NU Online
Berita menggembirakan datang dari Cina. Pemerintah Komunis Cina berencana untuk membangun masjid di seluruh negeri. Hal ini, kata mereka, sebagai wujud nyata memenuhi tuntutan 20 juta warga Muslim.

Menurut seorang pejabat senior State Administration for Religious Affairs (SARA), sebelumnya warga Muslim Cina terkonsentrasi di daerah tertentu. Namun seiring kemajuan ekonomi dan kebutuhan mencari pekerjaan dan mata pencaharian, mereka menyebar ke seantero Cina.


Sejumlah besar Muslim bermigrasi ke kota-kota sejak tahun 1978 yang mengarah ke permintaan untuk sarana ibadah, terutama masjid. "Mereka juga membutuhkan tanah pemakaman khusus," kata Wakil Direktur Departemen Islam SARA, Ma Jin, seperti dikutip China Daily milik pemerintah.

Pada tahun 2008, sekitar tiga juta Muslim, atau lebih dari 10 persen dari total populasi Muslim negara itu, telah bermigrasi. Menurut Laporan Tahunan Religions China tahun 2009, mereka berpindah dari daerah pedesaan di provinsi tradisional Muslim di bagian barat ke kota-kota pesisir. Lebih dari 75 persen dari migran Muslim meninggalkan kampung halaman mereka dengan harapan memperoleh penghidupan yang lebih baik.

Cina memiliki populasi sekitar 20 juta Muslim yang sebagian besar berada di dua wilayah, Xinjiang dan Gansu. Komunitas Hui Muslim yang populasinya berjumlah 10 juta orang ada di kota Linxia, Gansu, dan 10 juta lainnya yang merupakan Muslim Uighur asal Turki berada di propinsi Xinjiang.

Beberapa provinsi pesisir, khususnya tiga besar dari segi populasi Muslim migran, Guangdong, Zhejiang dan Fujian, tidak siap untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan sarana ibadah. Guangzhou, ibukota provinsi Guangdong, hanya memiliki empat masjid untuk melayani sekitar 9.800 warga Muslim permanen dan lain 25 ribu hingga 40 ribu warga Muslim pendatang.

Pembangunan masjid terakhir, dengan kapasitas sekitar 5.000 orang dan terletak di dekat makam Muslim Sages telah selesai tepat di depan lokasi Asian Games yang dibuka pada awal November di Guangzhou.

Ma mengatakan beberapa Muslim melakukan ibadah mereka di luar masjid terutama pada saat shalat Jumat, menyebabkan kemacetan lalu lintas. Tak hanya itu, hal ini kerap menimbulkan kesalahpahaman antara Muslim dan orang lain.

Yiwu, sebuah kota di provinsi Zhejiang terkenal dengan perdagangan komoditas kecil tiap tahun didatangi penduduk sementara 5.000 orang dari Timur Tengah. "Ini telah mengubah bangunan pabrik menjadi masjid sementara untuk kaum Muslimin," kata Ma.

Dia mengatakan bahwa pemerintah di semua tingkat telah mengalokasikan setidaknya 11 juta dolar AS untuk membangun masjid baru dan memperbaiki yang bobrok selama 10 tahun terakhir. (syf)

Khawatir Bencana, Alun-Alun Disterilkan Dari Maksiat

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 11:28
Tegal, NU Online
Pemkot Tegal mungkin bisa menjadi teladan bagi kota dan kabupaten lain. Banyaknya efek negatif yang ditimbulkan dari acara hiburan yang bersifat hura-hura seperti konser musik baik dangdut, rock ataupun pop, diantaranya tawuran, narkoba dan judi, pemkot Tegal memutuskan untuk menjadikan alun-alun  kota Tegal sebagai tempat yang bersih dari unsur maksiat.

“Alun-alun Tegal harus steril dari acara yang mengandung unsur maksiat yang berdampak negatif terhadap msyarakat, terutama generasi muda, sehingga acara-acara seperti konser musik baik dangdut, rock ataupun pop tidak diberi ijin/ tidak diperbolehkan,” kata wakil walikota, habib Ali Zaenal Abidin, belum lama ini, dihadapan warga yang memadati alun-alun kota Tegal dalam rangka peringatan 1 Muharam 1432 H.

Menurut wakil walikota, penyebab diturunkanya bencana oleh Allah adalah karena penduduknya sudah lupa dengan hukum-hukum Allah, orang melakukan kemaksiatan dianggap sesuatu yang wajar, penduduknya berbuat dzalim sehingga Allah tidak segan-segan menurunkan adzab/ bencana.

“Sebagaimana disebutkan dalam Al-quran, Dan beberapa desa kami hancurkan karena mereka berbuat dzalim. Dari ayat ini dapat diambil pengertian adzab Allah turun dikarenakan penduduknya senang berbuat dzalim dan kemaksiatan,” katanya.

Mungkin, lanjut wawalkot, keputusan tersebut dianggap nyleneh, kurang wajar karena di banyak daerah justru alun-alun digunakan untuk acara-acara semacam konser, walaupun sudah tahu dampak negatifnya, karena bisa mendatangkan pendapatan bagi daerah tersebut. “Tapi langkah ini harus diambil karena kita takut adzab dari Allah datang baik di dunia berupa bencana ataupun nanti di akhirat,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, wakil walikota mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat baik pejabat ataupun rakyat untuk bisa kembali kepada Allah, bertafakur segala akibat yang ditimbulkan ketika akan melangkah atau melakukan sesuatu. Sudah sesuaikah apa yang dilakukan dengan nilai-nilai kebaikan sehingga selalu dalam siratal mustaqim. Sebaliknya apabila sesuatu tersebut bertolak belakang dengan nilai-nilai kebaikan cepat-cepatlah untuk segera meninggalkanya.

“Karena hanya dengan jalan seperti itulah, insyaallah, kita akan terhindar dari bencana. Kalau ternyata kita sudah berbuat baik ternyata Allah tetap saja menurunkan bencana berarti Allah sedang menguji keimanan kita, sejauh manakah keimanan kita kepada Allah. Ini bukan adzab tapi ujian keimanan seperti dialami oleh para nabi,“ jelasnya.

Hadir dalam acara peringatan 1 Muharam 1432 H, diantaranya Walikota Tegal, H Ikmal Jaya SE, ketua DPRD kota Tegal Edi Suripno, Kapolresta Tegal, unsur pejabat pemkot Tegal, para habaib dan ulama dari berbagi kota dan kabupaten seperti dari Malang Jawa Timur, Palangkaraya Kalimantan, Solo Jawa Tengah, bahkan habib Ali bin Abdullah Alkaff dari Makah Mukaramah juga turut hadir. (fth)

Silaturahmi Ala Suku Melayu Perlu Dicontoh

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 10 Desember 2010 09:14
Teluk Kuantan, NU Online
Silaturahmi yang ditaja Suku Melayu hendaknya dicontoh suku lain yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

"Kita yang hidup bersuku-suku ini jangan mudah terpecah-belah oleh pihak lain. Sehingga apa pun yang kita lakukan terhadap kemajuan suku bisa tercapai," ujar Bupati Kuansing, H. Sukarmis selaku Datuk Setia Amanah, di Teluk Kuantan.

Untuk mempererat tali silaturahmi antarsesama suku, baik dengan anak kemenakan maupun dengan ninik mamak dalam Suku Melayu yang ada di Cerenti, maka dilaksanakan silaturahmi.

Kemudian, katanya, ninik mamak juga diharapkan jangan membedakan setiap cucu kemenakan, karena itu adalah anugrah yang dipunyai oleh masing-masing suku, khususnya di Cerenti dan umumnya di Kuansing.

"Karena memang tidak semua cucu kita itu tergolong cerdas dan pintar, bagaimanapun mereka itu tetap anak kemenakan kita, dan oleh karena itu jangan dibedakan cucu kemenakan dan selalu jaga kekompakkan di dalam suku, baik yang ada di Cerenti maupun yang ada di Kuansing," ujarnya.

Selain itu, masyarakat pun diminta untuk selalu mendukung setiap kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh Pemkab Kuansing. Melalui silaturrahmi ini, harap Bupati, mari kita bersama melanjutkan hubungan baik yang telah terjalin ini, katanya.

Sementara itu, Camat Cerenti, Arlis,S.Sos, mengimbau pada masyarakat Cerenti, untuk senantiasa duduk bersama dan sering berkomunikasi guna menjalin tali silturahmi antarsesama.

"Jika ada silang sengketa yang timbul di tengah masyarakat, tidak harus diselesaikan oleh pihak kepolisian, akan tetapi melalui musyawarah mufakat dalam suku," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mengajak pada ninik mamak terlebih dahulu menyelesaikan silang sengketa yang timbul di tengah-tengah masyarakat tersebut. (ant/mad)