Hamzah Haz Jalani Operasi Kepala

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 11 Desember 2010 10:04 
Tangerang, NU Online
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan, Irgan Chairul Mahfiz mengatakan, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz sudah menjalani puasa untuk persiapan operasi pada bagian kepala Sabtu (11/12) pagi.

"Ketika melihat Pak Hamzah di RS Siloam Karawaci, Tangerang, beliau sudah puasa untuk persiapan operasi besok," kata Irgan Chairul Mahfiz dihubungi Jumat malam.

Irgan mengatakan masalah tersebut setelah dirinya membesuk Hamzah Haz yang sejak Jumat sore sudah dirawat pada kamar 1027 RS Siloam.

Menurut dia, semua petunjuk dari dokter di RS itu telah dijalani dengan baik agar operasi berjalan dengan lancar.

Dia mengharapkan agar operasi tidak mengalami kendala terhadap mantan Wakil Presiden Indonesia ke-9 itu karena tim medis RS Siloam sudah disiapkan menjalani tugas.

Sebelumnya, menantu Hamzah Haz, Teuku Hanibal Asmar mengatakan mertuanya masuk RS sejak tadi siang pukul 14.00 WIB untuk penyesuaian dan operasinya besok pagi (11/12).

Dia mengatakan kondisi kesehatan Hamzah Haz selama ini terganggu sehingga sering lemas setelah diperiksa ternyata ada cairan di kepala yang harus dikeluarkan dengan cara operasi.

Namun hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian dikirimkan ke Singapura dan AS untuk dianalisa.

Semula pihak keluarga mengusulkan agar dioperasi di Singapura, tetapi mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1998-2007 itu meminta agar dilakukan di Indonesia.

Sedangkan Ketua Umum PPP yang juga Menteri Agama Suryadharma Ali sudah membesuk di ruang VIP RS Siloam Karawaci itu. (ant/mad)

PBNU Berharap Indonesia Menjadi Tuan Rumah Muktamar Tarekat se-Dunia

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 11 Desember 2010 08:30 
Jakarta, NU Online
Rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berkunjung ke Libya berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat, 10 Desember 23.50 WIB. “Kami berangkat ke Libya untuk menghadiri rapat persiapan Multaqa as Shufiyah (semacam Muktamar Tarekat se-Dunia),” jelas KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU kepada NU Online.

Empat orang perwakilan PBNU, yakni, KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum), KH Musthofa Aqil (Wakil Katib Syuriah), KH Marsudi Syuhud (Ketua), dan KH Zakki Mubarok (Ketua LDNU) akan berada di Libya selama empat hari.

Muktamar Tarekat se-Dunia tersebut rencananya akan dihelat pada Februari 2011 mendatang. “Saya berharap dalam rapat nanti, Indonesia disepakati untuk menjadi tuan rumah (multaqa as Shufiyah). Karena ini sangat penting untuk menunjukkan jatidiri Indonesia kepada dunia,” lanjut Kang Said.

Selain itu, alasan mendasar lainnya mengapa PBNU meminta agar Indonesia adalah faktor ideologi. “Yang menjadi alasan mendasar adalah untuk membentengi Indonesia dari ajaran Wahabi. NU sebagai ormas Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah tentu harus bisa menunjukkan jatidirinya. Selain itu konsep yang selama ini menjadi pegangan NU supaya lebih dikenal masyarakat dunia,” papar Kang Said. (bil)

Tahun Baru, Khotib Nabawi Mendunia (2/Habis)

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 11 Desember 2010 06:01 
Madinah, NU Online
Masyarakat Madinah tidak memiliki tradisi Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti masyarakat Muslim Indonesia. Sehingga pekan pertama tahun baru Hijriyah 1432 H. di Madinah hampir-hampir tidak terasa.

Namun Jum'at siang tadi (10/12), terdengar suasana yang lain. Dalam khutbahnya, khotib yang biasanya membahas perkara-perkara ibadah semata, kini memilih pembahasan yang lebih aktual, menyorot dunia Islam.

Menurut khotib, hendaknya momentum tahun baru hijriyah dapat dijadikan pijakan oleh seluruh negeri-negeri Muslim untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Meningkatkan keamanan, saling percaya dan kesejahteraan di semua negara Muslim.

"Harapan besar seluruh umat Islam di negara manapun, menanti para pemimpinnya agar dapat meningkatkan hidup, keamanan dan kesejahteraan bersama. Di mana cara paling tepat untuk untuk mewujudkan harapan ini adalah dengan persatuan dan kerjasama di segala bidang kehidupan. Baik bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dakwah dan lain-lainnya," tutur sang khotib.

Dalam rukun khutbah kelima, doa untuk umat Islam di khutbah kedua, pada bagian akhir, khotib harus mendoakan kemerdekaan dan kebebasan Masjidil Aqsho di Palestina dari cengkeraman penjajah Yahudi. Doa lantang yang cukup panjang ini membuat banyak jamaah menangis meneteskan air mata.

Namun ada pula doa khusus yang baru terdengar kali ini sejak dua bulan lalu, yakni doa memohon perlindungan keselamatan dan kesehatan untuk sang raja khodimul kharomain. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)

Direktur Centre for Islamic Studies Oxford Kunjungi PBNU

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 19:17
Jakarta, NU Online   
Direktur Centre for Islamic Studies Oxford Dr Farhan Ahmad Nizami  CBE, MA melakukan kunjungan ke PBNU, Jum’at (10/12) dan ditemui oleh jajaran pengurus PBNU dan lembaga NU terkait dengan pendidikan.

Farhan dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini berniat untuk mengenal lebih jauh Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia. “Untuk mengenal Indonesia, tentu harus mengunjungi organisasi Islam terbesarnya,” katanya.

Ketua PBNU Dr Marsyudi Syuhud menjelaskan, NU merupakan ormas Islam yang memiliki ribuan lembaga pendidikan mulai dari sekolah, madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi.

Pada kesempatan tersebut, kedua belah fihak sepakat untuk menjajaki kemungkinan kerjasama dengan mempertimbangan kebutuhan dan kekuatan dari masing-masing fihak, antara Oxford an PBNU.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Farhan didampingi oleh Dr Afifi Al-Akiti BA, salah satu staff di Centre for Islamic Studies Oxford yang pernah nyantri di pesantren Kencong Jember.  (mkf)

Tahun Baru, Khotib Nabawi NU Banget (1)

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 18:23 
Madinah, NU Online
Tidak seperti biasanya yang selalu mengumbar pembahasan mengenai bid'ah dalam hal ibadah dengan kosa kata yang monoton dan terlalu mudah ditebak, kali ini Khotib Jum'at di Masjid Nabawi Madinah al-Munawwaroh, Jum'at (10/12) menghadirkan hal yang berbeda. Khotib menyampaikan Khutbah dengan pembahasan yang aktual mengenai refleksi tahun baru Hijriyah dengan diksi (pilihan kata) yang sangat puitis.

Hebatnya, beberapa rukun khutbah yang diselesaikan di bagian depan khutbah pertama seperti hamdalah, sholawat kepada Nabi SAW, washiyat untuk bertaqwa dan membaca ayat al-Qur'an pun tidak menyinggung-nyinggung tentang pembahasaan bid'ah yang terdengar berulang seperti kaset. Jum'at kali ini benar-benar lain, rukun-rukun tadi disampaikan dalam bahasa yang tidak bisa ditebak seperti biasa.

Khutbah diawali dengan membincang peredaran waktu yang menempatkan seluruh manusia sebagai hamba-hamba yang sedang berada dalam perjalanan. "Mereka yang selalu menanamkan kebajikan dalam setiap pengalaman perjalanannya di dunia, maka kelak dianugerahkan hasil panen yang diridhoi Allah di tujuan akhirat," tutur sang khotib.

Dengan kata-kata yang puitis seperti para khotib di pesantren-pesantren Indonesia, khotib menjelaskan bahwa, hari-berganti hari menuju kehancuran dunia. Namun para pejalan yang beriman dan beramal sholeh akan menemukan kebahagiaan.

"Kita juga sudah sering kali melihat banyak sekali orang-orang mati, yang sesungguhnya masih hidup. Kam min mayyitin kaana hayya. Mereka menjadi tanda-tanda keagungan Allah yang mempertebal keimanan kita," tandas sang khotib.

Tidak seperti biasanya yang hanya mengutip ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits saja, khotib kali ini juga mengutip penyataan para salafussholih seperti para ulama Nahdliyin di Indonesia. Bahkan jelas-jelas khotib memilih kata, "wa qoola bha'dhussalaf/berkata sebagian ulama salaf."

Salah seorang pejabat teras Misi Haji Indonesia, Abdul Mutholib menyatakan, isi materi khutbah jum'at ini sangat bagus dan tidak bertele-tela. "Hampir seperti di Indonesia yang disesuaikan dengan isi kitab al-Barzanji, memanjangkan sholat dan memendekkan khutbah Jum'at," tuturnya berseloroh. (min/Liputan langsung Syaifullah Amin dari arab Saudi)

Peran Maqashidus Syari’ah dalam Hukum Islam

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 16:14 
Jakarta, NU Online
Istilah maqashidus syari’ah mungkin masih asing bagi kalangan awam, tapi merupakan aspek yang akrab dan sangat penting bagi kalangan ahli fiqih untuk membantu menetapkan sebuah hukum.

Arti maqashid adalah jamak dari “maqshod”. Menurut bahasa, maqshod berarti tujuan. Sedangkan dalam istilah ilmu fiqih, maqashidus syari’ah adalah tujuan-tujuan yang ingin diwujudkan oleh syariat Islam.

Dalam diskusi Kamisan, 9 Desember di NU Online, tema "Peran Maqashis Syari’ah dalam Penerapan Hukum Islam" ini sengaja dibahas karena masih asing di telinga orang awam. Diskusi KH Arwani Faishal, wakil ketua Lembaga Bahtsul Masail NU, dengan moderator Hamzah Sahal. Turut hadir pula salah satu wakil sekjen PBNU, Abdil Mun'im DZ, dan pemimpin redaksi NU Online, Muhammad Syafi.

Para ulama membagi kategori maslahah yang ada, yaitu mashlahah mu’tabarah, mashlahah mulghah, dan mashlahah mursalah. Yang paling banyak diperbincangkan adalah mashlahah mu’tabarah dengan lima tujuan, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.

Sementara itu mashlahah mulghah adalah sesuatu yang dianggap maslahah oleh manusia tetapi syariat secara tegas menolaknya melalui penetapan hukum, seperti berlebihan dalam beragama. Mashlahah mursalah maslahat yang tidak dinafikan oleh syariat dan tidak pula diakui secara tegas (didiamkan).

“Kajian tentang maqashidus syari’ah ini sebenarnya lebih diperuntukkan bagi faqih atau fuqaha, karena kalau orang awam, cukup menerima hukum secara tekstual seperti yang diputuskan oleh mufti atau mujtahid,” katanya.

Keberadaan maqashidus syari’ah ini penting membantu ilmu ushul fiqih dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Ia mencontohkan, ada sebuah ayat yang menyatakan “Ambillah diantara harta mereka sebagai zakat..”.

Jika dimaknai secara tekstual, maka zakat yang diambil disesuaikan dengan pekerjaannya. Jika petani, diambil padinya, jika pedagang pasir, diambil zakat pasirnya, pedagang besi, diambil zakat besinya.

Maqashidus syari’ah
dalam hal ini membantu memberi solusi dalam zakat ini, dengan menafsirkan, zakat bisa diambil dalam bentuk nilai uangnya, tidak dalam bentuk barangnya untuk memudahkan pemanfaatan bagi mereka yang mendapat hak.

Tetapi juga ada masalahah yang tidak boleh diubah bentuknya, seperti Qurban, yang harus dalam bentuk penyembelihan hewan, tidak dalam bentuk pembagian uangnya.

Mahbub Muwafi, salah satu pengurus LBMNU, memberi contoh lain tentang pentingnya maqashidus syari’ah dalam dunia sekarang. Suatu ketika rasulullah pernah dimintai sahabat untuk menetapkan harga sebuah barang yang naik tinggi, tetapi rasulullah menolaknya. Jika melihat secara tekstual dari hadits ini, pengendalian harga dilarang, tetapi dalam konteks sekarang, penting dilakukan, khususnya untuk bahan pokok agar tidak merugikan masyarakat banyak dengan alasan adanya maqashidus syari’ah.

Mahbub juga melihat adanya pergeseran pandangan di kalangan NU dengan membandingkan hasil bahtsul masail komisi Maudluiyyah dalam muktamar NU di Makassar 2010 dan Munas NU di Lampung tahun 1992.

“Ada pergeseran dari ushul fiqih yang tekstualis menjadi lebih melihat pada realitas yang ada, hukum ditetapkan berdasarkan apa yang paling memberi masalahah pada masyarakat luas,” katanya.

Kiai Arwani menambahkan, maqashidus syari’ah sangat penting ketika ada berbagai pendapat dalam satu hukum. Keputusan diambil dengan menetapkan yang manfaatnya paling tinggi, dengan lima kriteria yang telah disebutkan. Tetapi disisi lain, maslahah yang sifatnya duniawi tidak boleh bertentangan dengan maslahah ukhrawi.

Satu hasil bahtsul masail NU juga tidak melihat permasalahan secara hitam putih, ketika dikaitkan dengan maqashid asy-syari’ah, akan terlihat berbagai persyaratan untuk memenuhi maslahah bagi semua fihak.

Pada Munas NU di Surabaya 2006 lalu, dibahas masalah suami yang pergi lama tanpa ketahuan statusnya. Akhirnya, si istri menikah lagi, tiba-tiba suami pertamanya kembali. Yang menjadi pertanyaan, yang berhak suami pertama atau kedua, dikalangan ulama NU sendiri terjadi perbedaan pendapat.

Akhirnya disimpulkan, suami pertama tetap berhak, tetapi istrinya harus mengembalikan mahar kepada suami kedua dan suami pertama juga harus memberi kompensasi mantan suami kedua yang telah menafkahi istrinya.

“Ini semua dalam tinjauah maqashidus syari’ah, karena kalau sekedar bahtsul masail, tidak dipertanyakan,” tuturnya.

Penggunaan maqashidus syari’ah sendiri harus hati-hati karena kelompok liberal dan konservatif mengggap maqashidus syari’ah terlepas dari teks, padahal aspek keadilan, berbuat baik dan lainya juga banyak dikutip dalam ayat Al-Qur’an.

Sekretaris Lajnah Ta’lief wan Nasr Ulil Hadrawi, yang juga hadir diskusi, mengkritik kalangan yang belum-belum langsung merujuk pada maqashidus syari’ah tanpa melihat ushul fiqihnya.

“Ada yang belum-belum langsung merujuk pada maqashidus syari’ah. Ini kemungkinannya ada dua, karena keterbatasan manusia dalam memahami teks atau malah mencari teksnya,” tandasnya.

Jika kecenderungan ini semakin meningkat, maka peran teks, baik Al-Qur’an atau hadits akan semakin tersingkir, dan seolah-olah tidak usah pakai usul fiqih.

“Nanti akhirnya yang masuk di sana masuk kepentingan, kekuasaan, dan lainnya. Bukan lagi ada pertimbangan fikih lagi,” tandasnya.

Kiai Arwani menegaskan, kesalahan dalam penggunaan maqashidus syari’ah akan membahayakan banyak orang.

“Orang alim atau mujhahid akan terpeleset jika salah menerapkan maqashidus syari’ah. Intinya, kita harus menggunakannya secara hati-hati,” tandasnya. (mkf)

PBNU Mulai Konsolidasi Ekonomi

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 15:00
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memulai konsolidasi untuk meningkatkan gerakan sosial ekonomi warga nahdliyyin di tujuh wilayah. Konsolidasi yang melibatkan semua pengurus NU di tingkat kabuoaten ini diselenggarakan di 25 (dua puluh lima) titik yang tersebar di tujuh kabupaten di Jawa Timur dan Banten.

“Kebangkitan ekonomi masyarakat pesantren yang telah terjadi di beberapa kantong NU perlu diapresiasi PBNU dengan cara menyapa langsung mereka agar mereka semakin bersemangat dalam bekerja dan beribadah. Saya atas nama PBNU titip salam untuk semua yang hadir,”tandas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ketika menerima tim konsolidasi PBNU di kediamnnya di Ciganjur, Jakarta Selatan PBNU pada Jumat (10/12).

Menurut Kang Said bahwa kebutuhan masyarakat memang cukup kompleks, namun bukan berarti mereka menuntut pemerintah untuk menyelesaikan semua kompleksitas persoalannya. “Bahwa masyarakat hanya butuh perlakuan adil dan kesamaan hak dalam memperoleh manfaat atau mengakses ekonomi,”ujarnya.

Ketika ditanya soal tingkat kesejahteraan warga NU, Kang Said mengakui jika sebagian besar warga NU memang masih menjadi pelaku ekonomi kelas bawah. Sedangkan bentuk-bentuk program pemerintah masih sulit menjangkau masyarakat bawah tersebut.

“Saya sudah sampaikan persoalan keadilan ekonomi untuk rakyat kecil kepada Presiden SBY sebulan yang lalu. Biarlah Pemerintah mencari formula yang paling baik. Tapi, bagi kita yang terpenting saat ini terus bekerja keras dan berbuat untuk masyarakat luas,” tambah Doktor Tasawuf Filsafat dari Universita Ummul Qura Saudi Arabia.

Sementara itu menurut data yang diterima, Konsolidasi Sosial Ekonomi PBNU melibatkan beberapa lembaga/lajnah di lingkungan PBNU, meliputi Lembaga Pengembangan Pertanian/LPPNU (Kab. Bondowoso), Lembaga Perekonomian/LPNU (Kab. Pandeglang), Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum/LPBHNU (Kab. Bangkalan dan Sampang), Lembaga Bahtsul Masail/LBMNU (Kab. Lebak), Lajnah Ta'lif wan Nasyr/LTNNU (Kab. Situbondo), dan Lembaga Ta'mir Mesjid/LTMNU (Kab. Pamekasan). (amf)

Pekan Depan Komisi VIII Bahas Pengelolaan Dana Haji

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 10 Desember 2010 14:00
Jakarta, NU Online
Komisi VIII DPR RI akan mulai membahas pengelolaan dana optimalisasi setoran haji, sehingga dana-dana tersebut bisa dikelola secara baik. Pengelolaan dana haji ini memang menjadi salah satu fokus pembahasan Komisi VIII pada masa persidangan II tahun 2010-2011.

"Kita akan mengundang Bank Mandiri dan BNI, Senin (13/12) depan RDP untuk melihat sistem pengelolaan dana haji di perbankan. Kemudian kita akan mengundang RDP Sekjen Kemenag dan Dirjen Haji pada hari Kamis (16/12)," kata Wakil Ketua Komisi VIII Ahmad Zainuddin di Jakarta, Kamis (9/12).

Potensi dana setoran haji ini, menurut politisi PKS tersebut, cukup besar. Jika diasumsikan antrean pendaftaran jamaah haji sampai delapan tahun, jumlahnya bisa mencapai Rp 32 triliun. Sementara, untuk asumsi antrean lima tahun, jumlahnya Rp 22 triliun.

"Asumsi 22 triliun itu hanya beberapa daerah, padahal masih banyak lagi daerah yang antreannya lebih dari 5 tahun, bahkan seperti Jawa Timur, Jawa Barat itu ada yang sampai 8 tahun," ujarnya.

Lebih lanjut Zainuddin mengatakan, sebenarnya dana yang terkumpul dari setoran awal itu bisa digunakan mengoptimalkan pelayanan bagi jamaah haji, misalnya untuk menyewa pemondokan selama 5 tahun di Mekkah sekitar ring I. "Bisa digunakan untuk booking pemondokan dan hotel atau menyewa fasilitas lain, atau bisa kita kembangkan untuk kepentingan jamaah," pungkas anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta I. (ful)

Pemerintah Cina Bakal Dirikan Masjid di Seluruh Provinsi

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 12:40
Beijing, NU Online
Berita menggembirakan datang dari Cina. Pemerintah Komunis Cina berencana untuk membangun masjid di seluruh negeri. Hal ini, kata mereka, sebagai wujud nyata memenuhi tuntutan 20 juta warga Muslim.

Menurut seorang pejabat senior State Administration for Religious Affairs (SARA), sebelumnya warga Muslim Cina terkonsentrasi di daerah tertentu. Namun seiring kemajuan ekonomi dan kebutuhan mencari pekerjaan dan mata pencaharian, mereka menyebar ke seantero Cina.


Sejumlah besar Muslim bermigrasi ke kota-kota sejak tahun 1978 yang mengarah ke permintaan untuk sarana ibadah, terutama masjid. "Mereka juga membutuhkan tanah pemakaman khusus," kata Wakil Direktur Departemen Islam SARA, Ma Jin, seperti dikutip China Daily milik pemerintah.

Pada tahun 2008, sekitar tiga juta Muslim, atau lebih dari 10 persen dari total populasi Muslim negara itu, telah bermigrasi. Menurut Laporan Tahunan Religions China tahun 2009, mereka berpindah dari daerah pedesaan di provinsi tradisional Muslim di bagian barat ke kota-kota pesisir. Lebih dari 75 persen dari migran Muslim meninggalkan kampung halaman mereka dengan harapan memperoleh penghidupan yang lebih baik.

Cina memiliki populasi sekitar 20 juta Muslim yang sebagian besar berada di dua wilayah, Xinjiang dan Gansu. Komunitas Hui Muslim yang populasinya berjumlah 10 juta orang ada di kota Linxia, Gansu, dan 10 juta lainnya yang merupakan Muslim Uighur asal Turki berada di propinsi Xinjiang.

Beberapa provinsi pesisir, khususnya tiga besar dari segi populasi Muslim migran, Guangdong, Zhejiang dan Fujian, tidak siap untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan sarana ibadah. Guangzhou, ibukota provinsi Guangdong, hanya memiliki empat masjid untuk melayani sekitar 9.800 warga Muslim permanen dan lain 25 ribu hingga 40 ribu warga Muslim pendatang.

Pembangunan masjid terakhir, dengan kapasitas sekitar 5.000 orang dan terletak di dekat makam Muslim Sages telah selesai tepat di depan lokasi Asian Games yang dibuka pada awal November di Guangzhou.

Ma mengatakan beberapa Muslim melakukan ibadah mereka di luar masjid terutama pada saat shalat Jumat, menyebabkan kemacetan lalu lintas. Tak hanya itu, hal ini kerap menimbulkan kesalahpahaman antara Muslim dan orang lain.

Yiwu, sebuah kota di provinsi Zhejiang terkenal dengan perdagangan komoditas kecil tiap tahun didatangi penduduk sementara 5.000 orang dari Timur Tengah. "Ini telah mengubah bangunan pabrik menjadi masjid sementara untuk kaum Muslimin," kata Ma.

Dia mengatakan bahwa pemerintah di semua tingkat telah mengalokasikan setidaknya 11 juta dolar AS untuk membangun masjid baru dan memperbaiki yang bobrok selama 10 tahun terakhir. (syf)

Khawatir Bencana, Alun-Alun Disterilkan Dari Maksiat

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 10 Desember 2010 11:28
Tegal, NU Online
Pemkot Tegal mungkin bisa menjadi teladan bagi kota dan kabupaten lain. Banyaknya efek negatif yang ditimbulkan dari acara hiburan yang bersifat hura-hura seperti konser musik baik dangdut, rock ataupun pop, diantaranya tawuran, narkoba dan judi, pemkot Tegal memutuskan untuk menjadikan alun-alun  kota Tegal sebagai tempat yang bersih dari unsur maksiat.

“Alun-alun Tegal harus steril dari acara yang mengandung unsur maksiat yang berdampak negatif terhadap msyarakat, terutama generasi muda, sehingga acara-acara seperti konser musik baik dangdut, rock ataupun pop tidak diberi ijin/ tidak diperbolehkan,” kata wakil walikota, habib Ali Zaenal Abidin, belum lama ini, dihadapan warga yang memadati alun-alun kota Tegal dalam rangka peringatan 1 Muharam 1432 H.

Menurut wakil walikota, penyebab diturunkanya bencana oleh Allah adalah karena penduduknya sudah lupa dengan hukum-hukum Allah, orang melakukan kemaksiatan dianggap sesuatu yang wajar, penduduknya berbuat dzalim sehingga Allah tidak segan-segan menurunkan adzab/ bencana.

“Sebagaimana disebutkan dalam Al-quran, Dan beberapa desa kami hancurkan karena mereka berbuat dzalim. Dari ayat ini dapat diambil pengertian adzab Allah turun dikarenakan penduduknya senang berbuat dzalim dan kemaksiatan,” katanya.

Mungkin, lanjut wawalkot, keputusan tersebut dianggap nyleneh, kurang wajar karena di banyak daerah justru alun-alun digunakan untuk acara-acara semacam konser, walaupun sudah tahu dampak negatifnya, karena bisa mendatangkan pendapatan bagi daerah tersebut. “Tapi langkah ini harus diambil karena kita takut adzab dari Allah datang baik di dunia berupa bencana ataupun nanti di akhirat,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, wakil walikota mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat baik pejabat ataupun rakyat untuk bisa kembali kepada Allah, bertafakur segala akibat yang ditimbulkan ketika akan melangkah atau melakukan sesuatu. Sudah sesuaikah apa yang dilakukan dengan nilai-nilai kebaikan sehingga selalu dalam siratal mustaqim. Sebaliknya apabila sesuatu tersebut bertolak belakang dengan nilai-nilai kebaikan cepat-cepatlah untuk segera meninggalkanya.

“Karena hanya dengan jalan seperti itulah, insyaallah, kita akan terhindar dari bencana. Kalau ternyata kita sudah berbuat baik ternyata Allah tetap saja menurunkan bencana berarti Allah sedang menguji keimanan kita, sejauh manakah keimanan kita kepada Allah. Ini bukan adzab tapi ujian keimanan seperti dialami oleh para nabi,“ jelasnya.

Hadir dalam acara peringatan 1 Muharam 1432 H, diantaranya Walikota Tegal, H Ikmal Jaya SE, ketua DPRD kota Tegal Edi Suripno, Kapolresta Tegal, unsur pejabat pemkot Tegal, para habaib dan ulama dari berbagi kota dan kabupaten seperti dari Malang Jawa Timur, Palangkaraya Kalimantan, Solo Jawa Tengah, bahkan habib Ali bin Abdullah Alkaff dari Makah Mukaramah juga turut hadir. (fth)

Silaturahmi Ala Suku Melayu Perlu Dicontoh

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 10 Desember 2010 09:14
Teluk Kuantan, NU Online
Silaturahmi yang ditaja Suku Melayu hendaknya dicontoh suku lain yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

"Kita yang hidup bersuku-suku ini jangan mudah terpecah-belah oleh pihak lain. Sehingga apa pun yang kita lakukan terhadap kemajuan suku bisa tercapai," ujar Bupati Kuansing, H. Sukarmis selaku Datuk Setia Amanah, di Teluk Kuantan.

Untuk mempererat tali silaturahmi antarsesama suku, baik dengan anak kemenakan maupun dengan ninik mamak dalam Suku Melayu yang ada di Cerenti, maka dilaksanakan silaturahmi.

Kemudian, katanya, ninik mamak juga diharapkan jangan membedakan setiap cucu kemenakan, karena itu adalah anugrah yang dipunyai oleh masing-masing suku, khususnya di Cerenti dan umumnya di Kuansing.

"Karena memang tidak semua cucu kita itu tergolong cerdas dan pintar, bagaimanapun mereka itu tetap anak kemenakan kita, dan oleh karena itu jangan dibedakan cucu kemenakan dan selalu jaga kekompakkan di dalam suku, baik yang ada di Cerenti maupun yang ada di Kuansing," ujarnya.

Selain itu, masyarakat pun diminta untuk selalu mendukung setiap kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh Pemkab Kuansing. Melalui silaturrahmi ini, harap Bupati, mari kita bersama melanjutkan hubungan baik yang telah terjalin ini, katanya.

Sementara itu, Camat Cerenti, Arlis,S.Sos, mengimbau pada masyarakat Cerenti, untuk senantiasa duduk bersama dan sering berkomunikasi guna menjalin tali silturahmi antarsesama.

"Jika ada silang sengketa yang timbul di tengah masyarakat, tidak harus diselesaikan oleh pihak kepolisian, akan tetapi melalui musyawarah mufakat dalam suku," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mengajak pada ninik mamak terlebih dahulu menyelesaikan silang sengketa yang timbul di tengah-tengah masyarakat tersebut. (ant/mad)

Keputusan PBNU tentang Idul Adha

Posted by Bang Ipunk

Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) pada Sabtu dan Ahad, 6 dan 7 November 2010 telah melakukan rukyatul hilal, tetapi tidak melihat hilal. Dengan demikian umur bulan Dzulqo'dah 1431 H adalah 30 hari (istikmal)

Atas dasar istikmal tersebut dan sesuai dengan pendapat al Madzahibul Arba'ah, maka dengan ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengikhbarkan/memberitahukan bahwa:

Awal bulan Dzulhijah 1431 H Jatuh pada hari Senin, 8 November 2010 M dan
Hari Raya Idul Adha 1431 H jatuh pada hari Rabu, 17 November 2010 M Ikhbar PBNU tentang rukyatul Idul Adha

Muslimat NU Depok Kirimkan Bantuan untuk Korban Merapi

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 13 November 2010 11:01
 
Depok, NU Online
Pengurus Cabang ( PC) Muslimat NU Kota Depok mengirimkan bantuan untuk korban bencana merapi di Yogyakarta. Bersama rombongan, mereka mengirimkan susu, pakaian, beras, alat kesehatan dan obat-obatan.

Kegiatan sosial tersebut, merupakan bagian dari program rutin yang dilakukan setiap ada bencana. “Kita hanya ingin melakukan aksi solidaritas antar sesama. Disamping itu, banyak juga warga NU yang terkena dampaknya letusan gunung merapi,” ujar Wakil Ketua PC Muslimat NU Depok Hj. Titi Aisyah pada wartawan, Jum’at (12/11).

Titi mengungkapkan, keberangkatannya dengan satu rombongan bus sebanyak 20 orang dari PC Muslimat NU Depok. Bantuan tersebut, imbuhnya, diperoleh dari 11 PAC Muslimat dan donatour. Jumlah bantuan itu, lanjutnya, berbentuk uang sebesar Rp 62,5 juta. Sedangkan dalam bentuk barang, berupa: susu, beras, pakaian dalam, pembalut, alat kesehatan dan lainnya.

Diakatakannya, bantuan tersebut akan didistribusikan langsung ke Kecamatan Prambanan, Yogjakarta. Di Prambanan, lanjutnya, akan difokuskan pada 5 titik  dan diperuntukkan  400 KK.

Menurutnya, dipilihnya lokasi itu karena aksesnya lebih mudah dijangkau. Sedangkan,untuk daerah yang berdekatan langsung dengan merapi sulit terjangkau. “Kita pilih wilayah Prambanan, karena aksesnya yang masih mudah di jangkau. Kalau di dekat Merapi, aksesnya agak sulit. Ya maklum, kita dari ibu-ibu,”paparnya.

Hal senada diungkapkan Koordinator Penggalangan  bantuan untuk merapi, Hj. Muniarti Halim  mengaku, kegiatan tersebut adalah agenda rutin. Sampai saat ini, lanjutnya, masih menerima donatour yang akan memberikan  bantuan. Ia menambahkan, aksi peduli terhadap korban bencana sudah biasa dilakukan dan sudah pada ke-7.

“Kita memang selalu ikut berperan aktif saat ada bencana alam. Nanti, kita tetap akan menerima sumbangan dan akan disalurkan secara langsung. Tentu, kita berkoordinasi dengan PP Muslimat,” paparnya.

Ia meyakinkan, saat pendistribusian akan tetap sasaran. Pasalnya, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pengurus Muslimat setempat. Kalau dari segi jumlah, imbuhnya, tidaklah terlalu besar. Namun, sangkalnya, niat dan solidaritas untuk membantu sesama.

Pihaknya berharap, agar dalam pemberian bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang sedang mengalami cobaan. “Kita berharap, ini bisa bermanfaat. Kita juga menyampaikan, agar selalu tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan ini,”paparnya.

Sementara itu, saat keberangkatan ke Prambanan, turut serta Ketua RW 10, Tanah Baru, Pancoran Mas, H. Abdul Halim yang mengaku sangat antusias dalam membantu sesama. Dirinya hanya menyampaikan titipan warganya, untuk dapat diserahkan langsung ke masyarakat yang terkena bencana.

Secara kebetulan, imbuhnya, PC Muslimat NU Kota Depok terjun langsung. "Kita hanya ingin berbagi kebahagian dengan masyarakat yang terkena musibah. Walaupun hanya  berupa  uang Rp 7 juta, obat-obatan dan logistik dan lainnya. Dapat sedikit meringankan beban mereka,"pungkasnya. (aan)

Warga Nahdliyin Tapanuli Tengah Berduka

Posted by Bang Ipunk

Sabtu, 13 November 2010 10:07
 
Tapanuli, NU Online
Jum’at (12/11), ribuan warga nahdliyin tumpah ruah melayat ke rumah duka Ustadz H. Ahmadi Marhaban, Rais Syuriyah PCNU Tapanuli Tengah. Para pelawat dari unsur pemerintah, tokoh agama tokoh masyarakat dari daerah tapteng/sibolga juga tampak hadir di rumah duka Jl. Perdagangan Lubuk Tuko Kecamatan Pandan Tapanuli Tengah.

Almarhum meninggal dunia pada (11/11) tepatnya pukul 19.00 WIB di RSUD Pandan. Putera Kudus (Jawa Tengah) kelahiran tahun 1960 ini meninggalkan seorang isteri dan 6 orang anak. Banyak kalangan hampir tidak percaya atas berita meninggalnya Ustadz Marhaban, begitu tiba-tiba. Karena sebelumnya beliau masih tampak sehat dan beraktivitas seperti biasa.

"Beliau adalah sosok ulama besar dan total dalam berjuang ditengah-tengah umat melalui organisasi NU, dan separuh usianya telah diabdikannya untuk mengurus NU, kini sosok panutan telah tiada. Maka pada saat ini warga NU dan umat islam umumnya sangat berduka", demikian kata sambutan Ketua Tanfidziyah NU Tapanuli Tengah Drs. Syafwanudin Cane,MPd, saat pemberangkat jenazah dari rumah duka.

Iring-iringan para pengantar jenazah menuju Mesjid Agung Sibolga padat dan merayap. Karena begitu antusiasnya warga mengantar untuk terakhir kalinya. Setelah disholatkan ba'da jumat di Mesjid Agung, jenazah langsung dibawa untuk dimakamkan di Tanah Perkuburan Paguyuban Jawa Sibolga/Tapteng di Desa Sibuluan.

Turut memberikan kata sambutan pada saat pemberangkatan jenazah adalah Ketua BKM Mesjid Agung-Sibolga, Pengurus Yayasan Perguruan Thawalib Darurrahmad-Sibolga, Pengurus Paguyuban Jawa Sibolga/Tapteng dan dari unsur Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah. (nam)

Temus Berbagai Negara Gelar Silaturrahim Internasional Doakan Bangsa

Posted by Bang Ipunk

 Sabtu, 13 November 2010 08:09
 Liputan Haji
 
Makkah, NU Online
Di tengah-tengah tugasnya untuk melayani jamaah haji Indonesia, puluhan tenaga musiman (Temus) Misi Haji Indonesia dari berbagai negara menggelar Silaturrahim Internasional di Rubath Jawi kawasan Misfalah Makkah, Kamis (11/11).Puluhan temus yang rata-rata adalah para Mahasiswa di berbagai perguruan tinggi Timur tengah ini berkumpul, berdiskusi dan bermusyawarah.

Naib Amirul Haj KH Hasyim Muzadi yang turut hadir dalam Silaturrahim Internasional ini, mengajak para peserta untuk berpikir positif atas kejadian-kejadian yang menimpa bangsa Indonesia. Warga negara Indonesia yang sedang berada di luar negeri hendaknya tidak pesimis dengan berbagai bencana yang sedang melanda Tanah Air.

"Kita tentu sangat prihatin dengan bencana yang bertubi-tubi menimpa negeri kita. Kita patut berinstropeksi diri, mengapa begitu banyak bencana ditimpakan oleh Allah seakan tiada henti," tutur Hasyim.

Lebih lanjut Hasyim mengajak kepada seluruh peserta silaturrahim untuk senantiasa meminta perlindungan dari Allah SWT dari segala musibah, baik musibah pribadi maupun musibah bangsa. Menurut Hasyim, bertubi-tubinya bencana harus dapat mebuat bangsa Indonesia sadar bahwa tiada yang dapat dimintai pertolongan selain daripada Allah SWT.

"Dalam menghadapi bencana, terbukti kita tidak dapat hanya bertumpu pada peralatan dan perlengkapan yang dianggap canggih. Dalam menghadapi bencana yang melanda, kita juga harus senantiasa instropeksi diri, kenapa  kita mendapatkan cobaan yang terlampau berat. Kita juga harus senantiasa memohon pertolongan dari Allah SWT," tandas Hasyim.

Sementara itu, tuan rumah silaturrahim KH Ahmad Fuad menyatakan, Silaturrahim Internasional ini membincangkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Silaturrahim ini melibatkan mahasiswa-mahasiswa Indonesia dari berbagai negara.

"Silaturrahim ini disponsori oleh salah seorang mukimin di Makkah. Selain para mahasiswa yang sedang menjadi temus, Silaturrahim Internasional ini juga dihadiri oleh para ulama dari Indonesia dan para Mahasiswa Indonesia di berbagai negara yang kebetulan sedang berhaji," tutur Sohib Rifa'i, Mahasiswa asal Sudan yang bertindak sebagai panitia.

Tercatat, silaturrahim ini dihadiri oleh perwakilan dari empatbelas negara. Selain itu, silaturrahim ini juga diikuti oleh para petugas haji dari Indonesia (PPIH), para petugas kloter dan jamaah haji Indonesia. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi

Hasyim Muzadi akan Pimpin Sholat Ghoib di Arofah

Posted by Bang Ipunk

 Sabtu, 13 November 2010 05:03
 Liputan Haji
 
Naib Amirul Haj KH Hasyim Muzadi akan didaulat sebagai imam pada Sholat Jenazah bil Ghoib yang digelar oleh Misi Haji Indonesia di padang Arofah mendatang. Sholat Jenazah bil Ghoib ini diperuntukkan bagi para korban berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

Demikian dinyatakan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali pada acara Ta'aruf Petugas Haji 1431 H di Distrik Jabal Nur Makkah, Jum'at (12/11) malam waktu Arab Saudi. Dalam ceramahnya, Menag juga menyampaikan salam dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para petugas dan seluruh jamaah haji Indonesia.

Sementara itu KH Hasyim Muzadi memimpin doa ta'aruf dengan diamini oleh seluruh petugas haji Indonesia, baik petugas kloter maupun non kloter. Hasyim mendoakan agar penyelenggaraan haji tahun ini berjalan lancar tanpa rintangan yang berarti.

"Semoga pelaksanaan haji tahun ini dapat berjalan lanar dan petugas mendapatkan ma'unah (pertolongan) dari Allah SWT," tutur Hasyim yang diamini oleh seluruh petugas secara serempak.

Selain itu, Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scolars (ICIS) ini, juga mendoakan agar berbagai bencana yang melanda Tanah Air Indonesia akhir-akhir ini, segera diangkat oleh Allah SWT. Dalam doanya, Hasyim meminta kepada Allah agar bangsa Indonesia diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi berbagai ujian dari Allah SWT.

Hadir dalam acara itu antara lain ulama sepuh asal Sarang Rembang KH Maimun Zubair, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansur, anggota Komisi 8 DPR RI, anggota komite 3 DPD RI dan seluruh jajaran pejabat Direktorat Jenderal Haji dan Umroh. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab saudi)

DPR Temukan Warga Kelaparan

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 12 November 2010 22:03
MUSIBAH MERAPI
 
Dampak letusan Gunung Merapi tidak hanya membuat 87.053 warga Kabupaten Magelang Jateng, harus terdampar di lokasi pengungsian, tapi juga membuat ekonomi lumpuh total dan mereka kesulitan makan.

“Komisi VIII yang sudah hampir seminggu ini di tempat-tempat pengungsian, baru kali ini menemukan ribuan warga yang tidak mengungsi, namun mereka terancam kesulitan makan,”tandas Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Kadir Karding di Jakarta, Jumat (12/11).

Mereka tidak mengungsi, namun perekonomiannya lumpuh total akibat rumah dan lingkungannya berantakan, tertutup debu vulkanik Merapi. "Mereka tidak mengungsi karena desanya diluar radius 20 km. Akan tetapi, rumah, lingkungan, sawah, kebun, dan ladang mereka rusak,"ujarnya prihatin.

Kadir bersama rombongan, diantaranya anggota Komisi VIII DPR Inna Ammania, Pejabat di lingkungan BNPB Soetrisno, dan Sekretaris Komisi C DPRD Provinsi Jateng Sukirman meninjau langsung beberapa desa yang rusak. Tercatat, Desa Gulon Kecamatan Salam, Ploso Gede dan Jamus Kecamatan Ngluar serta Karang Talun Kecamatan Ngluar tampak rusak total.

Desa Gulon memiliki 7.000 jiwa dengan sebagian besarpenduduk bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang. Namun sudah dua minggu ini ekonomi lumpuh sehingga warga memperoleh pendapatan.

Tim Komisi VIII DPR RI selama tiga hari ini berkeliling ke lokasi pengungsian di Boyolali, Klaten, dan Magelang mengaku kaget. Mereka tidak menduga akan menemukan warga bukan pengungsi yang kesulitan makan.

Di Plosogede ditemukan kenyataan yang lebih buruk. Ribuan warga kesulitan memenuhi kebutuhan pokok karena sawah dan ladang mereka hancur. Padahal 90 persen ekonomi warga mengandalkan hasil pertanian.

Uniknya, warga Desa Plosogede masih harus diserahi tanggung jawab mengurus 2.220 pengungsi dari Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung. "Sungguh ironis, warga kami kesulitan makan namun kami harus mengurus ribuan pengungsi. Sementara kehidupan pengungsi justru lebih baik ketimbang warga setempat.

"Warga memang sedang kesulitan. Tak ada yang bisa dikerjakan maupun dipetik dari sawah. Jika kondisi ini berlangsung sampai seminggu ke depan saya yakin akan banyak warga kesulitan makan,"tambah Karding.

Dia berjanji akan membawa persoalan itu ke dalam rapat bersama BNPB dan pemerintah setempat hari ini juga. Kadir berkeyakinan di luar desa yang dikunjunginya pasti banyak persoalan-persoalan serupa.

Merah Putih akan Hiasi Mina

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 12 November 2010 21:03


Liputan Haji
 
Sebanyak 350 petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) diterjunkan untuk membantu kelancaran proses ibadah mabit (bermalam) dan melontar jumroh di Mina. Mereka juga bertugas mengibarkan bendera merah putih agar Calhaj Indonesia tidak tersesat.

"Sebagian ditugasi membawa bendera dan mengibarkan-ngibarkannya untuk membantu jamaah yang kebingungan dan tersesat pulang ke tendanya setelah melempar jumroh,"kata Kasatgas Mina Subakin Abdul Muthalib di markas pemondokan petugas haji Mina di Rusyaifah, Makkah, Jum'at (12/11).

Para petugas tersebut membawa bendera, sehingga Merah-Putih bakal menghiasi kawasan Mina. Mengapa? Sebab, yang paling dikhawatirkan di Mina itu adalah jamaah tersesat setelah melontar jumroh. Jamaah umumnya bingung dan tidak tahu jalan kembali ke maktab. Ada 30 bendera yang akan dikibarkan untuk membantu jamaah.

Menurut Subakin, saat ini persiapan di Mina sudah mencapai 95 persen. Petugas sudah melakukan observasi dan mempersiapkan maktab Indonesia yang jumlahnya 71 di Mina.

"Dokter dan tim kesehatan juga sudah menyiapkan logistik obat-obatan di Mina,"tutur Subakin. Mengenai makanan, Subakin menegaskan lebih dari cukup, sehingga jamaah tidak perlu berebutan. Untuk itu dia mengimbau jamaah untuk tidak memaksakan diri melontar jumroh pada waktu yang utama (afdhol) bila tidak memungkinkan.

Selain itu, demi keamanan jamaah juga diimbau tidak emosional saat melempar jumroh. "Jangan sampai emosi membayangkan setan benar-benar di situ (jamarat),"tutur Subakin.

Soekarwo Tolak Muhammadiyah Libur Selasa

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 12 November 2010 20:03
HARI RAYA IDUL ADHA
 
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menolak permintaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim untuk menetapkan tanggal 16 November 2010 sebagai hari libur untuk memberikan kesempatan kepada warga Muhammadiyah menunaikan shalat Idul Adha.

"Kalau mau shalat Id silakan, tapi setelah itu harus masuk kerja seperti biasa. Mengapa? Karena pemerintah sudah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Rabu, 17 November, sehingga tidak ada hari libur lebaran selain tanggal tersebut,"tandas Gubernur Jatim Soekarwo di Surabaya, Jumat (12/11).

Meskipun demikian katanya, pihaknya memaklumi jika warga Muhammadiyah memang melaksanakan shalat Idul Adha pada Selasa (16/11) . "Izin itu bersifat personal. Jadi, kalau PNS atau siswa tidak bisa menjalankan kewajibannya pada hari itu, maka ajukan saja izin sendiri-sendiri ke institusinya,"ujar gubernur menyarankan.

Yang pasti pihaknya akan memberikan toleransi kepada PNS yang terlambat masuk kerja karena menjalankan shalat Ied. "Asalkan benar-benar untuk shalat Ied, tidak apa-apa terlambat,"tambah Soekarwo.

Sebelumnya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim meminta Gubernur menetapkan hari libur pada Selasa (16/11) yang bersamaan dengan Hari Raya Idul Adha versi Muhammadiyah.

"Kami berharap Gubernur bisa memberikan kesempatan itu. Dengan demikian, warga bisa tenang menjalankan sholat Id dan tidak dikejar-kejar jam masuk kantor," kata Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammdiyah Jatim, Nadjib Hamid.

Kalau Gubernur tak menetapkan hari libur, dia meminta Gubernur memundurkan jam kerja. "Minimal satu jam dari hari biasanya. Tetapi agar tidak merugikan pekerjaan, saat pulang kantor juga diundur satu jam. Di samping itu, kita meminta kepada panitia sholat Ied untuk menggelar sholat lebih pagi dan khotbahnya dipersingkat,”ujar Nadjib.

Sementara kalau penyembelihan hewan kurban bisa dilakukan besoknya atau lusa sebab dalam Islam diperbolehkan menyembelih hewan kurban pada hari Tasyrik (tiga hari setelah hari raya Idul Adha).

Menolong Tanpa Memandang Agama

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 12 November 2010 19:25
PENGUNGSIAN GEREJA GANJURAN

Pemanfaatan masjid, gereja, wihara, pura, klenteng sebagai tempat pengungsian para korban bencana alam semestinya dilihat sebagai keinginan para pengelolanya  untuk menolong  maupun berbuat kebaikan. Tujuan baik itu tidak sepatutnya dicurigai sebagai upaya mengubah keyakinan agama para pengungsi. Sebaliknya, sudah semestinya diapresiasi sebagai bentuk kepedulian umat beragama kepada para korban bencana. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Azis kepada NU Online, di Jakarta, Jumat, 12 November 2010. Pendapat itu disampaikan menanggapi peristiwa pemindahan puluhan pengungsi korban bencana Merapi yang beragama Islam dari Gereja Ganjuran atas permintaan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban pada Senin, (8/11). Diduga tuntutan disampaikan karena khawatir para pengungsi muslim pindah agama.

Kedatangan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban ke Gereja Ganjuran itu pada akhirnya mengundang kehadiran dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, beserta Permaisrui GKR Hemas. Dalam pertemuan antara perwakilan pengungsi dan kelompok massa bersurban itu, selaku mediator, Sri Sultan meminta para pengungsi memahami situasi dan memilih untuk pindah dari Gereja Ganjuran. Para pengungsi
muslim akhirnya mengalah demi mengikuti keinginan kelompok massa  dan saran Sultan pindah ke Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, pada Selasa (9/11).

Permintaan tersebut dinilai sejumlah kalangan berlebihan. Sebab, langkah Gereja Ganjuran membukakan pintu bagi puluhan pengungsi asal Cangkringan yang meminta tempat berteduh sementara akibat letusan dasyat Merapi pada  Jumat (5/11) sebagai wajar. Namun, sekelompok massa bersurban tersebut justru mendatangi  gereja, memaksa pengungsi pindah tempat.

“Dalam situasi darurat, seharusnya semua pihak tidak perlu mempersoalkan siapa yang menolong, atau siapa yang ditolong. Kewajiban orang pertamakali adalah menyelamatkan nyawa dan keamanan dari rasa takut ,” kata mantan Direktur Lembaga Penerbitan  LKIS Yogyakarta ini.

Langkah Gereja Ganjuran memberi tempat berteduh bagi pengungsi, tambah Imam Azis, sudah lumrah. "Itu kewajiban kemanusiaan, tidak pandang agama apapun, “ imbuh salah seorang Ketua PBNU ini. Sementara, bagi pengungsi, pemilihan Gereja Ganjuran sebagai tempat pengungsian, juga masuk akal, lantaran gereja yang terletak di  desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro berjarak relatif aman, sekitar 40 kilometer dari puncak Merapi.  

Reputasi Baik
Dengan pendapatnya itu, Imam Azis merasa aneh dengan langkah pemindahan paksa para pengungsi muslim dari gereja hanya karena curiga akan diubah agamanya. “Tidak semudah itu orang mengubah agamanya. Karena gereja, masjid, dan bangunan publik lain memang menjadi tujuan orang-orang yang sedang mencari perlindungan,” terang Imam Azis.

Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, penilaiannya itu bukan asal. “Saya tahu Gereja Ganjuran sudah punya reputasi baik dalam penanganan tanggap darurat, dalam peristiwa Gempa Bumi 2006 di Yogyakarta. Saat itu tidak ada usaha pengalihan akidah. Mereka memiliki etika bersama, yakni kemanusiaan,” tandas Imam Azis.

Bangsa Indonesia Ada karena NU

Posted by Bang Ipunk

 Jumat, 12 November 2010 19:06
SILATURRAHIM INTERNASIONAL
 
Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir pada tahun 1926 M dengan lambang bola bumi yang dilingkari tambang dan bintang-bintang. Hal ini dapat dibuktikan dengan kelahiran bangsa Indonesia melalui proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 M.

Demikian dinyatakan sesepuh Nahdlatul Ulama KH Maimun Zubair ketika memberikan tausiyah dalam acara Silaturrahim Internasional ke-11 Nahdlatul Ulama Luar Negeri tahun 2010 M/1431 H di Rubath Jawa Distrik Misfalah Makkah, Kamis (11/11). Menurut Mbah Maimun -sapaan akrab KH Maimun Zubair, kelahiran bangsa Indonesia sesuai dengan isyarat pada lambang-lambang NU.

"Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sudah sesuai dengan lambang NU. Lihat saja tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab yang berjumlah sebelas dengan enam harakat, jadi semuanya berjumlah tujuh belas, ini sesuai dengan tanggal kemerdekaan NU," terang kiai yang berusia 83 tahun ini.

Lebih lanjut Mbah Maimun menjelaskan, tali simpul yang melingkari gambar bola bumi tidak boleh dieratkan, harus tetap dilonggarkan agar seperti angka delapan, sesuai dengan angka bulan Agustus yang delapan. Sedangkan penempatan empat bintang di bawah dan lima bintang di atas adalah sesuai dengan tahun kemerdekaan Indonesia empat lima.

"Jadi Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 08 45 (17 Agustus 1945) itu sudah sesuai benar dengan lambang NU. Makanya, kita bisa katakan kelahiran Indonesia dibidani oleh NU," tutur Mbah Maimun yang disambut tawa ger-geran para hadirin.

Karena itulah, lanjut Maimun, NU berserta seluruh warganya diharapkan terus memperjuangkan dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia.

Silaturrahim Internasional ke-11 ini dihadiri oleh para pengurus dari 14 PCINU, para petugas haji dan orang-orang NU yang sedang berhaji tahun ini. Hadir dalam Silaturrahim Internasional kali ini adalah Syeikh Hamid al-Kaff (Mufti manasik haji Indonesia di Arab Saudi), KH Hasyim Muzadi (Sekretaris Jenderal ICIS/Naib Amirul Hajj Indonesia 1431 H.), KH Agus Masyhuri Pasuruan, KH Hafidz Utsman Pandeglang dan lain-lain. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)

Rumah Bersalin NU Tegal, Tutup, Berharap PBNU Turun Tangan

Posted by Bang Ipunk

Jumat, 12 November 2010 18:26

Rumah Bersalin yang didirikan PCNU Kabupaten Tegal di bawah koordinasi LKKNU, dengan dana milyaran sampai hari ini belum beroperasi kembali padahal sebelumnya sempat buka bahkan sudah mengadakan launching khusus untuk rumah bersalin tersebut.

Beberapa warga NU sempat prihatin dengan berhentinya rumah bersalin yang digawangi oleh Nahdlatul Ulama. “Sebenarnya saya berharap rumah bersalin milik NU itu bisa buka kembali, karena dulu ketika rumah bersalin itu masih beroperasi, keluarga saya banyak yang berobat ke situ,” kata Sapro Aji, warga Harjosari, kecamatan Adiwerna, yang merasa bangga dengan berdirinya Rumah Bersalin NU, Jum’at (12/10).

Menurut Sapro, warga NU kurang pas apabila berobat atau melahirkan di Rumah Sakit Islam Singkil Tegal yang notabennya milik ormas Islam lain. Tapi kenyataanya mayoritas pasien di rumah sakit Islam tersebut adalah warga NU, bahkan tak jarang pengurus NU yang berobat atau melahirkan di rumah sakit Islam Singkil karena memang rumah sakit milik NU itu tidak jalan alias tidak beroprasi lagi. “Oleh karenanya saya berharap Rumah Bersalin milik NU itu bisa buka kembali, “ tandasnya.

Kalau melihat potensi warga NU Tegal, lanjut Sapro, sebenarnya tak di ragukan lagi. Terbukti dari pembangunan gedung NU lantai dua, yang anggaranya melebihi rumah bersalin, ternyata bisa terwujud bahkan terkesan mewah untuk ukuran gedung NU sebagai wadah para ulama.

“Ini artnya membuktikan dari segi pendanaan warga NU di Tegal punya potensi yang luar biasa kalau di menej secara baik,“ kata dia, yang aktif mengikuti perkembangan NU di kabupaten Tegal.

Irfan, warga NU lain yang rumahnya kebetulan dekat dengan rumah bersalin, mengatakan, dalam pantauan dirinya, sebenarnya rumah sakit bersalin NU sudah mulai mendapat kepercayaan dari masyarakat karena ternyata sudah banyak warga NU yang berobat/ melahirkan di rumah bersalin tersebut.

“Entah karena apa, ternyata rumah bersalin itu kini telah tutup, padahal sebelumnya pengurus NU dari tingkat cabang, MWC dan ranting selalu mensosialisasikan rumah bersalin tersebut, bahkan memberi warning agar warga NU berobat/ melahirkan di rumah bersalin NU,“ ungkapnya.

Ketua LKKNU kabupaten Tegal, H Nasrudin Dahlan, yang membawahi berdirinya rumah bersalin, saat dikonfirmasi, NU Online, mengatakan, persoalan krusial yang di hadapi Rumah Bersalin (RB) NU adalah soal manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di NU yang masih minim pengalaman di bidang pendirian rumah bersalin atau rumah sakit, beda dengan pendirian sekolah atau madrasah yang memang sudah berpengalaman. “Dua faktor inilah yang menyebabkan berhentinya RB NU,” katanya.

Dalam pandangan Nasrudin, kalau persoalan dana sebenarnya bisa diatasi karena di kabupaten Tegal, warga NU itu mayoritas sehingga pembangunan yang membutuhkan dana besar pun cepat selesai. Tapi syaratnya ada koordinasai dan manageman yang baik.

“Contohnya di Kebasen. Sebuah desa di kecamatan Talang, membangun masjid dengan anggaran 2 milyard rupiah. Ternyata tidak sampai satu tahun sudah selesai. Padahal itu di tingkat desa,” katanya menggambarkan.

Nasrudin berharap PBNU untuk turun tangan secara langsung ke Tegal, karena LKKNU beserta PCNU sudah maksimal dalam bekerja tapi belum memperoleh hasil yang diharapkan.

“Kami berharap PBNU disamping melakukan supervisi juga menurunkan tim yang memenej secara langsung agar RB NU di kabupaten Tegal bisa jalan kembali dan bekerja secara optimal sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh warga NU. Karena sangat disayangkan potensi warga NU yang begitu besar tapi kurang tergarap khususnya di bidang kesehatan,” tandasnya berharap.

NU Dukung Pancasila Malah Dituduh Kafir

Posted by Bang Ipunk

02/11/2010
 
Salah satu inspirasi lahirnya NU adalah semangat kebangkitan Nasional. NU bercita-cita membangun sebuah bangsa dan negara yang merdeka. Bersama kekuatan yang lain, NU berjuang dan merumuskan berbagai landasan berdirinya negeri ini. NU ikut merumuskan Pancasila dan UUD 1945.

NU menjadikan agama sebagai inspirasi mendirikan, mengukuhkan, dan mempertahankan negara. Bagi NU, mempertahankan negara ini wajib hukumnya. Karena itu, NU menolak terlibat dalam Darul Islam (DI/TII) untuk mendirikan negara Islam. Sebaliknya, NU mendukung negara Pancasila yang dipimpin oleh Bung Karno.

Ketika dalam situasi genting, tahun 1954, NU memberikan status pada pemerintah Indonesia dan Bung Karo sebagai waliyul amri dlarury bisy syakah. Gelar ini, dengan demikian, menafikan klaim Kartosuwiryo sebagai Amirul Mukminin. Di mana-mana, NU membuat sistem pertahanan yang dipimpin para Kiai untuk membendung pengaruh DI/TII.

Sikap tegas NU itu membuat marah kelompok Islam garis keras DI/TII, sehingga beberapa pimpinan NU selalu menjadi ancaman teror dan pembunuhan. Bahkan sejak 1949, KH Idham Chalid sebagi salah satu pimpinan NU merasa sering mendapat teror. Menurut penuturan KH Idham Chalid bebarapa kali ia diserang. Suatu hari, saat menginap di Puncak, Kiai Idham diberondong pasukan Darul Islam (DI). Begitu pula ketika ke Yogya, keretanya diberondong pasukan Islam garis keras itu. Oleh DI, NU telah dianggap pengkhianat karena keluar dari Masjumi. Lebih jauh, NU dianggap kafir karena menolak negara Islam DI.

Peristiwa paling dramatis adalah saat para pimpinan NU seperti Idham Chalid, Zainul Arifin bersama Bung Karno melakukan sembahyang Idul Adha di masjid baiturrahim di Lingkungan Istana tahun 1962. Saat itu terjadi penembakan oleh para gerilyawan DI/TII pada para pimpinan negara ini. Dalam insiden tersebut, peci KH Idham Chalid tersambar peluru dan Bung Karno selamat. Sementar tokoh NU, yakni KH Zainul Arifin,yang juga Wakil Perdana Menteri, terkena tembakan, sehingga mengakibatkan mantan panglima Hizbullah itu meninggal dunia. Di Jawa Barat Selain, beberapa pimpinan NU banyak diserang teror, bahkan ada yang gugur dibantai oleh Pasukan DI.

NU dianggap kafir karena mendukung pemerintah RI. Oleh DI, negeri ini disebut sebagai Republik Indonesia Kafir. Ini tentu berbeda dengan pandangan KH Ahmad Shiddiq bahwa penerimaan NU terhadap Negara Republik Indonesi tidak bersifat politis dan taktis, melainkan bersifat ideologis, syar’i. Merupakan kewajiban syariah, sehingga tidak tepat kalau dituduh oportunis oleh kaum modernis terutama para simpatisan DI/TII. (Abdul Mun’im DZ)

NU Mengenal Asuransi Syari'ah

Posted by Bang Ipunk

Pada hakikatnya manusia merupakan keluarga besar kemanusiaan. Untuk dapat meraih kehidupan bersama, manusia harus saling tolong menolong dan saling menanggung antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hadits Nabi SAW riwayat Imam Muslim digambarkan, adanya saling tolong menolong diantara umat Islam bagaikan satu tubuh; jika ada satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Minimal dengan menjenguknya, atau bahkan memberikan bantuan. Tenggang rasa ini minimal dapat mengurangi beban penderitaan orang yang terkena musibah.

Hadits ini menjadi dasar filosofi tegaknya sistem Asuransi Syariah. Semangat bertakaful dalam menghadapi risiko musibah menekankan pada kepentingan bersama atas dasar rasa persaudaraan diantara para peserta.

Sebenarnya ada berbagai cara bagaimana manusia menangani resiko terjadinya musibah. Cara pertama adalah dengan menanggungnya sendiri (risk retention), yang kedua, mengalihkan risiko ke pihak lain (risk transfer), dan yang ketiga, mengelolanya bersama-sama (risk sharing). Cara yang ketiga inilah filosofi dan dasar dalam asuransi syariah. Jadi, risk sharing inilah sesungguhnya esensi asuransi dalam Islam, di mana di dalamnya diterapkan prinsip-prinsip kerjasama, proteksi dan saling bertanggungjawab (cooperation, protection, mutual responsibility)

Pedoman Umum Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (transaksi) yang sesuai dengan syariah, yaitu akad yang tidak mengandung maghrib; maysir (perjudian), gharar (penipuan) dan riba. Sifat mengutamakan kepertingan pribadi atau dorongan mendapatkan keuntungan semata-mata, dihilangkan seminimal mungkin dalam asuransi syariah. Akan tetapi ada pula yang menjadikan asuransi ajang spekulasi (maysir), yang menjadi asuransi sebagai akad jual beli atau tukar menukar (mu’awadlah) bukan akad saling tolong menolong (ta’awun’).

Dari definisi di atas juga tampak bahwa akad asuransi syariah tidak pernah dijelaskan secara khusus oleh para imam mazhab fiqh. Sebab pembahasan yang mirip dengan definisi asuransi syariah ini dalam kitab fiqh adalah pembahsan masalah ’aqila, muwalah, tanahud, ’aqd al hirasah, dlaman khathr at thariq, dan al kafalah. Bentuk-bentuk muamalah di atas (Al-Aqilah, Al-Muwalah, At-Tanahud, dsb) memiliki kemiripan dengan prinsip-prinsip asuransi, oleh sebagian ulama dianggap sebagai embrio dan acuan operasional asuransi Islam yang dikelola secara profesional. Bedanya, sistem muamalah tersebut didasari atas ’amal tathawwu’ dan tabarru’ yang tidak berorientasi pada profit.

Menurut sejarah, perkembangan asuransi baru muncul pada abad 13-14 di Itallia, disaat terdapat sebagian orang yang siap menanggung risiko-risiko di laut yang kerap menimpa perahu layar atau penumpangnya dengan imbalan uang tertentu. Lalu setelah tiga abad, munculah asuransi darat. Awalnya dalam bentuk asuransi kebakaran, yaitu selepas terjadinya kebakaran yang cukup besar di London pada tahun 1666 M yang melalap lebih dari 13000 rumah. Kemudian pada abad kedelapan belas sampai pertengahan abad kesembilan belas seiring dengan revolusi industri dan meningkatnya risiko tenaga kerja serta banyaknya alat industri muncul bentuk asuransi lainnya, seperti asuransi seseorang yang mengasuransikan dirinya dari sebuah bahaya yang mungkin menimpa hartanya, seperti juga mengasuransikan mobilnya dari kecelakaan, kematian atau yang lain sebagainya.

Sedangkan secara legalitas keislaman, sistem asuransi syariah baru diakui dan diadopsi oleh ulama dunia pada tahun 1985. Pada tahun ini, Majma al-Fiqh al-Islami mengadopsi dan mengesahkan takaful sebagai sistem asuransi yang sesuai dengan syariah. Artinya, perkembangan takaful lebih didasarkan atas kreasi dan kebutuhan umat muslim ketimbang didorong oleh fatwa. Sistem asuransi diadopsi sebagai sistem saling menolong dan membantu di antara para pesertanya. Meskipun sebenarnya, ulama yang pertama membahas tentang asuransi adalah Ibnu Abidin (1784–1836 M./1252 H.). Ibnu Abidin adalah seorang ulama bermazhab Hanafi, yang mengawali untuk membahas asuransi dalam karyanya yang popular, yaitu Hasyiyah Ibn Abidin, Bab Jihad, Fashl Isti'man Al-Kafir dan kitab Raddu al Muhtar ’Ala ad Dar al Mukhtar.

Perkembangan industri asuransi syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama Indonesia pada 1994. Saat itu, PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) berdiri pada 24 Februari 1994 yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha Muslim Indonesia. Selanjutnya, STI mendirikan dua anak perusahaan. Mereka adalah perusahaan asuransi jiwa syariah bernama PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) pada 4 Agustus 1994 dan perusahaan asuransi kerugian syariah bernama PT Asuransi Takaful Umum (ATU) pada 2 Juni 1995. Setelah Asuransi Takaful dibuka, berbagai perusahaan asuransi pun menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di Indonesia. Selanjutnya, perkembangan asuransi syariah dalam beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan. Saat ini, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah operator asuransi syariah cukup banyak di dunia.

Berdasarkan data Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), terdapat 51 pemain asuransi syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka terdiri dari 42 operator asuransi syariah, tiga reasuransi syariah, dan enam broker asuransi dan reasiuransi syariah. Adapun perusahaan asuransi yang benar- benar secara penuh beroperasi secara syariah ada tiga, yakni Asuransi Takaful Umum, Asuransi Takaful Keluarga (jiwa), dan Mubarakah.

Sebenarnya perbedaan utama antara asuransi syariah dan konvensional terletak pada tujuan dan landasan operasional. Dari sisi tujuan, asuransi syariah bertujuan saling menolong (ta’awuni) sedangkan dalam asuransi konvensional tujuannya penggantian (tabaduli). Dari aspek landasan operasional, asuransi konvensional melandaskan kepada peraturan perundangan, sementara asuransi syariah melandaskan pada peraturan perundangan dan ketentuan syariah. Dari kedua perbedaan ini muncul perbedaan yang lainnya, mengenai hubungan perusahaan dan nasabah, keuntungan, memperhatikan larangan syariah, dan pengawasan.

Kepemilikan dana pada asuransi syari’ah merupakan hak peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan, sehingga perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya. Dalam mekanismenya, asuransi syari’ah tidak mengenal dana hangus seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika pada masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa reversing period, maka dana yang telah disetorkan dapat diambil kembali, kecuali sebagian kecil dana yang telah diniatkan untuk tabarru’.

Pembagian keuntungan pada asuransi syari’ah dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah ditentukan, sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan. Pembayaran klaim pada asuransi syari’ah diambil dari dana tabarru’ (dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.

Implementasi akad takafuli dan tabarru’ dalam sistem asuransi syariah direalisasikan dalam bentuk pembagian setoran premi menjadi dua. Untuk produk yang mengandung unsur tabungan (saving), maka premi yang dibayarkan akan dibagi ke dalam rekening dana peserta dan satunya lagi rekening tabarru’. Sedangkan untuk produk yang tidak mengandung unsur tabungan (non saving), setiap premi yang dibayar akan dimasukkan seluruhnya ke dalam rekening tabarru’. Keberadaan rekening tabarru’ menjadi sangat penting untuk menjawab pertanyaan seputar ketidakjelasan (ke-gharar-an) asuransi dari sisi pembayaran klaim. Misalnya, seorang peserta mengambil paket asuransi jiwa dengan masa pertanggungan 10 tahun dengan manfaat 10 juta rupiah. Bila ia ditakdirkan meninggal dunia di tahun ke-empat dan baru sempat membayar sebesar 40 juta maka ahli waris akan menerima sejumlah penuh 10 juta. Pertanyaannya, sisa pembayaran sebesar 60 juta diperoleh dari mana. Disinilah kemudian timbul gharar tadi sehingga diperlukan mekanisme khusus untuk menghapus hal itu, yaitu penyediaan dana khusus untuk pembayaran klaim (yang pada hakekatnya untuk tujuan tolong-menolong) berupa rekening tabarru’.

Selanjutnya, dana yang terkumpul dari peserta (shahibul maal) akan diinvestasikan oleh pengelola (mudharib/wakil) ke dalam instrumen-instumen investasi yang tidak bertentangan dengan syariat. Apabila dari hasil investasi diperolah keuntungan (profit), maka setelah dikurangi beban-beban asuransi, keuntungan tadi akan dibagi antara shahibul maal (peserta) dan mudharib (pengelola) berdasarkan akad mudlarabah (bagi hasil) dengan rasio (nisbah) yang telah disepakati di muka atau membayar fee kepada wakil.

Adapun asuransi akad tijari adalah model mudlarabah atau wakalah. Secara teknis, mudlarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan 100% modal sedangkan pihak kedua menjadi pengelola. Di sini terjadi pembagian untung rugi antara (shahibul maal) dan pihak pengelola/perusahaan asuransi (mudharib). Keuntungan usaha secara mudlarabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Kontrak bagi hasil disepakati di depan sehingga bila terjadi keuntungan maka pembagiannya akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut. Misalkan kontrak bagi hasilnya adalah 60:40, dimana peserta mendapatkan 40 persen dari keuntungan sedang perusahaan asuransi mendapat 60 persen dari keuntungan.

Meski sampai saat ini akad mudlarabah masih mendominasi kontrak-kontrak asuransi syariah, namun beberapa ahli ekonomi Islam mulai memberi “catatan khusus” terhadap jenis akad ini. Penolakan akad mudlarabah difokuskan pada beberapa hal : Definisi profit sharing dalam akad mudharabah adalah “tingkat pengembalian dana hasil investasi” sedangkan dalam prakteknya, yang terjadi bukan “profit sharing” tapi “surplus sharing” dimana yang dibagihasilkan adalah “hasil investasi + modal pokok” yaitu dalam kondisi apabila seluruh dana premi yang terkumpul masih tersisa setelah dikurangi beban asuransi dan biaya operasional.

Dalam model mudlarabah, seluruh peserta bertanggung jawab terhadap musibah yang dialami peserta lain, termasuk untuk membayar beban-beban asuransi lain (biaya reasuransi, medical expenses, legal fee, dll), sedangkan pengelola (operator) hanya bertanggung jawab terhadap semua pengeluaran yang terkait dengan operasional dan hasil investasi sesuai kapasitasnya dalam akad mudlarabah. Dalam kenyataan di beberapa model mudlarabah, biaya marketing dan komisi bukan merupakan pengeluaran operator tapi dibebankan kepada Takaful fund.

Berbeda dengan akad mudlarabah, yaitu akad wakalah, Takaful berfungsi sebagai wakil peserta dimana dalam menjalankan fungsinya (sebagai wakil), Takaful berhak mendapatkan biaya jasa (fee) dalam mengelola keuangan mereka. Dalam konteks yang ideal, Takaful tidak lagi mendapatkan bagi hasil karena seluruh dana beserta hasil investasinya menjadi hak penuh dari peserta. Namun demikian, pihak pengelola berhak mengenakan biaya manajemen atau biaya operasional.

Pilihan keputusan hukum asuransi syariah yang ditetapkan oleh Munas Alim Ulama pada 2006 merupakan pilihan hukum dan model asuransi yang bebas dari perbedaan para ulama fiqh (al huruj minal khilaf mustahabbun) yang mengharamkan dan yang menghalalkan praktik asuransi konvensional. Sebab menurut sebagian pengikut mazhab Hanafi dan Maliki, hukum asuransi konvensional adalah boleh dan halal. Dalil yang digunakan adalah kaidah, bahwa asal segala sesuatu adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Sedangkan akad asuransi tidak ada teks (nash) yang mengharamkan maka berarti hukum asuransi adalah boleh seperti akad muamalah lainnya sepanjang menjadi maslahah dan tradisi (‘urf). Adapun ulama Syafi’iyah dan Hanabilah yang mengharamkan asuransi konvensional berargumentasi dengan dalil, bahwa praktik asuransi disamakan dengan praktik riba. Yaitu membayar uang di zaman tertentu dengan pengembalian yang bertambah pada waktu berikut. Maka praktik ini termasuk riba nasi’ah dan riba al fadl sekaligus.

HM. Cholil Nafis
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU

Mengintip Kehidupan Malam di Makkah Musim Haji

Posted by Bang Ipunk

Selasa, 9 November 2010 22:11
SERBA-SERBI TANAH SUCI 
 
Semakin mendekati waktu haji, kota Makkah, khususnya kawasan di sekeliling Masjdil Haram kini menjadi kota milik seluruh dunia. Semua bangsa dengan beragam bendera yang ditempel di dinding dan pintu-pintu gedung saling bercengkerama dengan bahasa yang susah dibayangkan sebelumnya.

Makkah pada Musim haji adalah kota yang amat mengecilkan, bahkan menafikan berbagai teori mengenai multikulturalisme dan dan keanekabudayaan manapun. Makkah di musim haji hanya memiliki satu penjelasan, yakni Mukjizat Tuhan.

Sementara Makkah tidak pernah menjadi lebih luas, hanya sama seperti kota-kota lain dunia yang ditata dengan beraneka bangunan bertingkat menjulang tinggi ke arah langit. Waktu di Makkah pun tak lebih panjang dibandingkan waktu-waktu di tempat lain di dunia. Maka tak heran, Makkah di musim haji dipenuhi oleh berjubelnya manusia yang datang dengan satu niat, beribadah.

Namun tentu saja ibadah, terutama ibadah haji, tidak berdiri sendiri. Ibadah haji terkait dengan berbagai runtutan kegiatan dan beraneka bidang kehidupan. Bukan saja tentang perjalanan, belanja dan rekreasi, namun juga terkait dengan keamanan dan kesehatan.

Dengan demikian, Makkah menjadi kota super sibuk pada musim haji. Menjadi kota yang amat sangat padat dan mengalami kemacetan di mana-mana, terutama di sekitar Masjidil Haram pada waktu-waktu sholat lima waktu. Bahkan Makkah tetap saja sibuk hingga tengah malam, dini hari dan bahkan selama 24 jam.

Mereka selalu bergantian datang dan pergi dari pondokan ke Masjidil Haram dan sebaliknya, baik menggunakan kendaraan tumpangan maupun berbayar, baik sendiri-sendiri maupun berombongan. Banyak pula di antara mereka yang berjalan kaki berjam-jam berkilo-kilo meter untuk datang dan pulang menunaikan ibadah di Masjidil Haram.

Tak peduli panas terik tengah hari kota Makkah, tak peduli pula tengah malam yang mestinya mencekam. Tua-muda berjalan beriring dan berombongan menuju peribadahan kepada Tuhan.

Malam itu, waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Pemondokan jamaah di Bahuthmah masih ramai dengan lalu lalang jamaah haji Indonesia. Ada rombongan-rombongan kecil yang tampak berjalan di antara gang-gang flat pemondokan jamaah haji Indonesia.

Sebagian pedagang, terutama pedagang perempuan berkulit hitam, tampak tertidur bergeletakan di samping barang-barang dagangannya. Sementara kafetaria (angkringan) Turki tampak tetap dipenuhi pengunjung. Meski tidak berdesakan, namun tampak bahwa orang-orang Turki memiliki tradisi nongkrong di kafe yang cukup kuat.

"Iya mas ini tadi baru menyelesaikan Umroh, terus pulangnya jalan kaki sekitar satu jam. Kami sudah sejak habis Isya' langsung ambil Miqot di Masjid Tan'im, namun memang Masjidil haram penuh sesak. Jadi jam segini baru pulang," tutur Ahmad Sanjaya, salah seorang jamaah asal Serang Banten kepada NU Online, Senin (8/11). Kala itu, jam di handphone menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

Dari pintu-pintu flat pondokan yang tidak pernah tertutup, jamaah terus menerus keluar dengan bermacam-macam pakaian. Ada yang mengenakan pakaian ihrom dan ada pula yang mengenakan pakaian bebas, seragam telur asin jamaah haji Indonesia atau beraneka warna seragam KBIH masing-masing. Dengan beriringan mereka keluar dari pondokan menuju Masjidil Haram.

Untuk menuju Masjidil Haram jamaah dapat berjalan kaki, namun pilihan ini sangat jarang digunakan, terutama pada malam hari, kecuali oleh jamaah yang berada sangat dekat dengan Masjidil Haram. Maka pilihan yang paling difavoritkan adalah naik taksi.

Di Makkah, seperti juga di Madinah tidak ada angkutan kota seperti di kota-kota Indonesia. Di sini hanya ada taksi. Namun memang taksi di sini lebih fleksible. Kendaraan umum selain bus biasaya disebut taksi, meski berukuran besar dan dinaiki oleh beberapa orang yang bukan satu rombongan. Oleh karena itu pula harganya pun bervariasi, mulai dari 3 Riyal hingga 20-30 Riyal untuk tujuan yang sama.

Dalam hal menjemput jamaah, taksi-taksi biasanya menawarkan tarif 3 Riyal, bahkan ada yang cuma 2 Riyal untuk jarak sekitar 3-4 km. Tentu saja dengan tarif semurah ini, jangan pernah mengharapkan taksi yang nyaman. Tarif semurah ini berlaku sama untuk hampir semua jenis mobil, mulai dari mobil jenis sedan, bus, pic up, hingga mobil bak terbuka yang diberi rangka tambahan.

Dengan tarif semurah ini, tentu naik mobil merupakan pilihan yang sangat rasional dan ekonomis. Barulah ketika pulang, sebagian di antara mereka memilih untuk berjalan kaki. Sekalian sambil belanja atau sekedar lihat-lihat barang bagus Mas," tutur Rohaya, jamaah perempuan asal Jawa Tengah.

Sementara itu, beberapa jamaah pria masih asyik duduk-duduk di teras pondokan, beberapa di antaranya malah memilih jongkok-jongkok di pinggir jalan sambil makan mie dengan ditemani bercangkir-cangkir kopi dan berbatang-batang rokok. Sesekali mereka terlihat memberi isyarat kepada mobil-mobil parkir di depan hotel untuk segera beranjak.

Ketika malam berangsur undur diri dan fajar mulai siap berhias, pedagang-pedagang makanan juga mulai bermunculan. Beberapa pedagang yang tadinya tertidur pun mulai bangun dan menata ulang dagangannya. Kembali jalanan dipenuhi oleh jamaah yang keluar dari pondokan sepanjang jalan. Ada yang langsung mengelilingi penjual makanan untuk sarapan dan ada yang bergegas mencari tumpangan menuju Masjidil Haram.

Sebagian lainnya hanya sekedar nongkrong dan bercengkerama dengan teman-temanya dan saling sapa dengan jamaah lainnya yang jelas-jelas tidak dikenalnya. Tampaknya mereka ingin menikmati perjalanan ke Tanah Suci dan bertemu dengan sebanyak mungkin orang-orang baru. Yah, sebanyak mungkin, sampai-sampai mereka tak memerlukan untuk berkenalan.

Kang Said: Kemitraan Indonesia-AS Harus Setara

Posted by Bang Ipunk

Selasa, 9 November 2010 19:21
Kedatangan Obama 
 
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan bahwa kehadiran Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Indonesia cukup penting. Karena banyak hal akan bisa dibicarakan dalam situasi nostalgik bagi Obama. “Saya yakin, sebagai orang yang pernah tinggal di Indonesia, tentu Obama cukup banyak mengerti Indonesia,” ujar Kang Said melalui pesan singkatnya kepada NU Online, (9/11).

Obama sendiri menulis dalam autobiografi berjudul Dreams from My Father yang ia susun saat memimpin jurnal hukum Harvard Law Review. Dalam buku itu, Obama menyukuri pengalaman hidupnya di Indonesia sebagai sebuah petualangan panjang dan karunia bagi kehidupan seorang anak kecil.

“Tentu saja, ini adalah ungkapan nostalgik, namun lebih dari itu, Obama kecil banyak belajar membangun empati dan kepekaan terhadap sesama dari kenyataan hidup masyarakat Indonesia,” tambah Kang Said.

Salah satu poin berharga dari Obama adalah kesanggupannya mengolah asal-usul identitasnya yang beranekarupa. Keanekarupaan yang dalam konteks AS kerap distigmatisasi secara derogatif dengan istilah “tragedi mulato”. Dalam darah dan genetiknya, Obama ialah pribadi yang menyandang sekian banyak ras dan atribut budaya.

“Karenanya, menurut saya, keberhasilan Obama menjadi Presiden AS ialah bukan hanya prestasi demokrasi, namun ialah prestasi kemanusiaan. Dalam konteks Indonesia, kita memiliki segenap unsur dan khazanah lokal yang sangat kaya untuk merumuskan keindonesiaan yang menyadari kebhinekaannya. Ini bukan upaya mudah, namun tidak mustahil selama kita dengan serius dan rendah hati bersedia mengupayakannya,” jelas Kang Said.

Ia berharap kedatangan Obama kali ini bisa meningkatkan hubungan Indonesia-AS dalam hubungan kemitraan yang setara. Orientasi yang perlu untuk selalu ditekankan adalah orientasi kemaslahatan bagi rakyat.

Keberhasilan hubungan kedua negara sangat berpengaruh bukan hanya untuk Indonesia atau AS, namun juga bagi iklim dialog dunia internasional. “Jika hubungan kemitraan yang baik bisa terwujud, fenomena Obama akan sesuai dengan namanya sendiri: barack, barokah, berkah,” ujar Kang Said.

Ketua Umum PBNU Kunjungi Pengungsi Merapi

Posted by Bang Ipunk

Selasa, 9 November 2010 18:09
Bencana Gunung Merapi 
 
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengunjungi pengungsi bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah bersama rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sabtu malam (6/11).

Dalam kesempatan kali ini KH Said Aqil Siradj –yang akrab disapa Kang Said- menyampaikan bantuan kepada para pengungsi. “Bantuan yang kita berikan ini adalah sumbangan yang berasal dari LAZIS NU, Lembaga Kesehatan NU, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI-NU), dan tentunya dari PBNU sendiri,” ujarnya.

Kang Said juga berpesan kepada semua pihak agar mematuhi himbauan Pemerintah untuk tidak kembali ke rumah-rumah mereka karena masih dalam kategori rawan bencana. “Lebih baik kita ikuti himbauan Pemerintah untuk mengungsi. Ibaratnya kita mau diterkam macan, kita harus lari. Bukan malah memasang badan,” jelasnya.

Kedatangan Ketua Umum PBNU ini disambut jajaran PWNU Jateng dan DIY, PCNU Magelang, Sleman, Boyolali, dan Klaten. Sejumlah bantuan yang diberikan diantaranya selimut, (400), pembalut wanita (800), Pampers anak (800), biskuit (900 kaleng), minyak kayu putih (600 botol), tikar (350), Sarung (265) dan mukena (100).

Kang Said juga menginstruksikan kepada seluruh jajaran PWNU dan PCNU se-Jawa Tengah dan DIY untuk terus aktif membantu dan mendampingi korban pengungsi letusan Gunung Merapi.

“Saya instruksikan seluruh warga NU khususnya yang ada di Jateng dan DIY untuk bahu-membahu membantu para korban,” tegas Kang Said di Jakarta (4/11).

Kang Said juga meminta agar seluruh jajaran kepengurusan NU di seluruh Indonesia terus mengumpulkan dana atau memberikan bantuan lain yang memungkinkan guna membantu para korban bencana alam yang menimpa Indonesia.

Bantuan lain yang akan diberikan adalah memberikan buku dan peralatan sekolah bagi anak-anak di lokasi pengungsian, pengobatan massal yang ditargetkan menjangkau 400 orang serta memberikan dukungan psikologis berupa trauma healing, khususnya bagi anak-anak.

Sebelumnya, pada 28 Oktober atau dua hari setelah meletusnya Merapi, LAZIS NU, yang mewakili PBNU telah terjun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan secara langsung kepada para pengungsi. Bantuan tersebut diserahkan dalam bentuk uang tunai untuk dibelanjakan sendiri sesuai dengan kebutuhan.

LPBI NU juga memiliki program Santri Siaga Bencana (SSB) di Magelang yang telah dilatih untuk menghadapi bencana Merapi. Dalam situasi bencana kali ini, mereka telah membantu masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana dan membantu para korban di lokasi pengungsian.

Timwas Haji Minta Kemenag Perbaiki Pelayanan

Posted by Bang Ipunk

Selasa, 9 November 2010 17:09
 
Tim Pengawas (Timwas) Haji Komisi VIII DPR RI menilai, pernyelengaraan ibadah haji 1431 H sudah cukup baik, namun masih ada sejumlah masalah dalam pelayanan pemondokan, transportasi, katering, dan keterlambatan penerbangan . Penilaian itu disampaikan Timwas Haji DPR RI dalam rapat dengan jajaran PPIH Arab Saudi di Kantor Konjen RI Jeddah, Selasa (9/11).

Demikian temuan Timwas setelah 5 hari melihat langsung pelayanan jamaah haji, baik di Terminal Haji Bandara Jeddah, mapun di kota Madinah dan Makkah, Timwas Haji DPR yang dipimpin Chairunnisa. Seluruh anggota Tim Pengawas Haji yang berjumlah 14 orang itu meminta agar Kemenag RI merespon berbagai keluhan yang muncul dari jamaah haji.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Slamet Riyanto menyatakan menerima dan akan menindaklanjuti temuan Timwas haji DPR tersebut. Selanjutnya pengawasan ini akan dilakukan oleh Tim Kedua yang akan mengawasi langsung pelayanan kepada Jamaah Haji Indonesia selama Pelaksanaan Ibadah Haji, mulai dari layanan di Arafah dan Mina, sampai proses pemulangan ke tanah air.

Selain itu, Timwas DPR RI mendesak Kementerian Agama memberikan peringatan kepada perusahaan penerbangan Saudi Arabian Airlines (SAA) atas keterlambatan dalam mengangkut jamaah haji Indonesia dari jadwal yang telah ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji.

Anggota Timwas Nurul Iman Mustofa mengatakan, apapun alasannya, delaynya pesawat tersebut merugikan jemaah haji. "Kloter Pertama Embarkasi Batam yang lalu, mengalami delay, membuat jamaah haji kelamaan menunggu di Bandara,"ujarnya.

Hal senada disampaikan Hazrul Azwar, delaynya pesawat Saudi Arabian Airlines telah mengganggu sistim penempatan jamaah haji di Madinah yang menggunakan pola sirkulasi 9 hari untuk arbain. "Saya setuju pemerintah memberikan peringatan kepada perusahaan penerbangan milik pemerintah Saudi itu," tegasnya.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Slamet Riyanto menegaskan, persoalan keterlambatan pesawat, tidak perlu dikaitkan dengan hubungan kedua negara yang sudah baik selama ini Aparat di Konjen RI di Jeddah maupun yang di Kedubes RI di Riyadh, justru senantiasa berusaha menjaga agar hubungan kedua negara tetap baik.

Menag akan Hadiri Silaturrahmi Internasional NU

Posted by Bang Ipunk

Selasa, 9 November 2010 16:03
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali akan menghadiri Silaturahmi Internasional ke-11 Nahdlatul Ulama (NU) yang digagas Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Arab Saudi di Mekkah pada 11 November. Demikian keterangan Ketua Tanfidziyah PCINU Arab Saudi KH Fuad Abdul Wahab, Selasa (9/11). Undangan resmi ke Menag sudah disampaikan di sela-sela ibadah haji.


"Insya-Allah, Pak Suryadharma Ali dapat menghadiri Silaturrahmi Internasional ke-11 NU,"kata Fuad Abdul Wahab. Kegiatan Silaturrahmi Internasional NU dilaksanakan secara rutin sejak 1999 dengan mengambil tempat di Makkah atau dilaksanakan beberapa saat menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji.

Menurut Fuad, Silaturrahmi Internasional ke-11 NU 2010 yang mempertemukan aktivis NU Luar Negeri dari berbagai belahan dunia akan dipusatkan di Rubat Jawiyah, Misfalah, Makkah Al Mukarromah. Selain dihadiri Kemenag Suryadharma Ali yang juga kader NU, Silaturrahmi Internasional NU juga akan dihadiri sejumlah tokoh ormas berlogo bola dunia dan bintang sembilan tersebut.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul UIama (PBNU) Prof KH Said Aqiel Siradj, Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi, dan Mustaysyar PBNU KH Maemun Zubair juga dijadwalkan hadir. Tokoh NU lainnya yang akan hadir yaitu Duta Besar RI untuk Arab Saudi Gatot Abdullah, KH Hafidz Usman, KH Syukron Makmun, KH Manarul Hidayat dan KH Nur Muhammad Iskandar SQ.

Fuad Abdul Wahab menjelaskan, PCINU yang akan mengirimkan delegasinya berjumlah 11 cabang yaitu Arab Saudi, Sudan, Yaman, Mesir, Syria, Jordan, Libanon, Iraq, Maroko, Libia, Inggris, dan Malaysia. Silaturrahmi Internasional ke-11 NU mengambil tema "Memperkuat Khidmat NU Luar Negeri untuk Bangsa" akan dilangsungkan mulai pukul 08.00 hingga 16.00 waktu setempat.

"Kami sengaja mengambil tanggal 11 November dengan pertimbangan jamaah haji sudah berkumpul di sekitar Mekkah serta hari tersebut sangat bersejarah terkait dengan peristiwa hari pahlawan 11 November di mana NU memainkan peran penting,"tutur Fuad Abdu Wahab.

Obama Harus Lepas Sepatu Dimasjid Istiqlal

Posted by Bang Ipunk

Selasa, 9 November 2010 15:09 
Kedatangan Obama

Presiden AS Barack Obama harus melepas sepatu ketika masuk Masjid Istiqlal. Pernyataan ini sekaligus menjawab munculnya rumor bahwa Obama akan masuk Istiqlal dengan tetap mengenakan sepatu. Sebetulnya Istiqlal sudah biasa menerima tamu negara. Karena itu, segala persiapan penyambutan seperti karpet merah dan lainnya sudah disiapkan.